Denpasar (Antara Bali) - Persatuan Angkutan Pariwisata Bali (Pawiba) menyatakan bahwa permintaan angkutan moda transportasi itu menurun saat musim puncak libur Imlek yang dimanfaatkan oleh wisatawan Tiongkok.
Ketua Pawiba Bali, Nyoman Sudiarta di Denpasar, Kamis, menjelaskan bahwa penurunan tersebut mencapai sekitar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Penurunannya cukup signifikan, kalau dibandingkan tahun sebelumnya itu sekitar 20 persen," katanya.
Penurunan itu, kata dia, diperkirakan karena jumlah wisatawan dari Tiongkok berlibur ke Bali tahun ini masih lebih rendah dibandingkan tahun 2015.
"Kedatangan wisatawan Imlek 2015 masih lebih tinggi," ucapnya.
Selain kedatangan wisatawan dari negeri tirai bambu itu tahun ini yang lebih rendah, persaingan antarangkutan pariwisata yang legal dan ilegal juga cukup tinggi.
Untuk tahun mendatang pihaknya akan melakukan sejumlah langkah di antaranya menjamin kualitas pelayanan serta memastikan armada baru di tengah persiangan yang kompetitif.
"Persaingan itu kompetitif, kualitas juga menentukan menyangkut harga karena investasi kendaraan," imbuhnya.
Dari tahun 2010 hingga 2016, pihaknya melakukan investasi untuk armada baru khusus angkutan pariwisata termasuk menjaga umur layak kendaraan untuk bus besar dan sedang yang mencapai 10 tahun serta angkutan pariwisata yang bisa dioperasionalkan hingga umur kendaraan mencapai 15 tahun.
Saat ini, lanjut dia, jumlah perusahaan yang tergabung dalam Pawiba Bali mencapai 149 perusahaan dengan total jumlah armada bus beragam ukuran mencapai sekitar 4.000 unit dan angkutan sewa yang diperkirakan mencapai 10 ribu unit berdasarkan perizinan yang diterbitkan pemerintah.
Wisatawan Tiongkok memang menjadi andalan kedatangan wisatawan asing di Bali yang berlibur serangkaian Imlek saat musim sepi kunjungan wisatawan mancanegara.
Data dari Bandara Ngurah Rai, selama Januari hingga Maret 2016, sedikitnya ada 402 permintaan penerbangan carter dengan total jumlah wisatawan yang diangkut mencapai lebih dari 10 ribu orang. (WDY)