Madrid (Antara Bali) - Real Madrid bersama dengan Barcelona memerankan
hikayat El Clasico untuk mewujudkan naluri dasariah manusia yakni saling
mencaplok atau saling mengalahkahkan, bukan saling mencatut guna
memperoleh kemenangan di sirkuit La Liga (Liga Spanyol) giornata 13
musim kompetisi 2015/16.
El Clasico edisi ke-263 dalam perjalanan
sejarah sepak bola La Liga menuntut kepada kedua raksasa sepak bola
Spanyol itu agar masing-masing penggawa menunjukkan keberanian bersikap
secara otentik. Real Madrid ditantang Barcelona dalam laga yang dihelat
di Estadio Santiago Bernabéu, Madrid, pada Sabtu waktu setempat, atau
Minggu dini hari, pukul 00:15 WIB. Duel itu akan ditayangkan secara
langsung oleh RCTI.
Akankah laga di ibukota Spanyol ini menjadi
pertandingan terakhir bagi Cristiano Ronaldo? Akankah Lionel Messi turun
membela Barcelona? Akankah Madrid menunjukkan penampilan yang disebut
oleh sejumlah pengamat bola sebagai "gaya yang menjijikan" karena jauh
dari cita rasa indah sebagai naluri dasar bermain klub itu?
Akankah
lini pertahanan Barcelona tampil "begitu-begitu saja" kurang
menunjukkan greget lantaran mudah dijadikan bulan-bulanan lawan? Akankah
kesigapan dan ketenangan penampilan Keylor Navas di bawah mistar gawang
mampu menyelamatkan Madrid?
Pertanyaan-pertanyaan itu mencekik
kerongkongan sejarah kedua tim. Tragika menanti Real Madrid dan
Barcelona dalam durasi laga yang berlangsung 90 menit. Hanya saja fans
lebih menyukai roman berjudul siapa tim yang bakal keluar sebagai juara
dari El Clasico ini?
Ronaldo dan kawan-kawan baru saja menelan
kekalahan 2-3 melawan Sevilla pada Minggu (8/11/15). Lini pertahanan dan
ketajaman lini serang menjadi sorotan. Fans menuding bahwa gaya bermain
Madrid membosankan bahkan membuat jengah mereka yang dahaga kemenangan.
Atmosfer
di ruang ganti Madrid diselimuti awan kelam. Ronaldo terus melontarkan
pandangan sinis dengan kondisi internal klub. Banyak yang menyebut
pemain bintang asal Portugal itu mulai kehilangan gaya sejatinya,
lantaran tidak sehati dengan sistem yang diterapkan pelatih Rafa
Benitez.
Di satu sisi, Benitez masih memiliki James RodrÃguez,
Karim Benzema juga Sergio Ramos. Kemenangan melawan Barcelona merupakan
harga mati bagi entrenador Madrid itu. Di lain sisi, kalah saja Gareth
Bale dan kawan-kawan menelan kekalahan maka keampuhan taktik, hubungan
antar pemain di ruang ganti dan predikat sebagai klub terkaya di dunia
patur dipertanyakan.
Real Madrid kini bertengger di posisi kedua
dengan meraih 24 poin sementara Barcelona berada di peringkat pertama
dengan mengantongi 27 poin dalam klasemen La Liga sampai pekan ke-12
musim 2015/16.
Blaugrana justru berada di atas angin. Luis Suarez
bersama dengan Neymar siap bahu membahu mengisi posisi Messi. Pemain
Argentina dikabarkan akan diturunkan oleh pelatih Luis Suarez, meski
semuanya terpulang kepada fit tidaknya La Pulga.
Messi layaknya
mesin yang menggerakkan motor serangan Barcelona, hanya saja badai
cedera tidak dapat dipisahkan dari kutuk setiap manusia di dunia.
Ketajaman pasukan Enrique banyak ditentukan oleh fit tidaknya Messi,
Suarez dan Neymar.
Duel El Clasico ini bermuara kepada pertanyaan
mendasar: apakah lini pertahanan Barcelona cukup kokoh menahan laju
serangan Madrid yang mengandalkan Bale, Benzema, Cristiano Ronaldo
(BBC)? Apakah Real Madrid mampu keluar dari perangkap gaya bermain yang
tidak efektif dan kurang ofensif? (WDY)
Prediksi Real Madrid vs Barcelona
Sabtu, 21 November 2015 16:13 WIB