Jakarta (Antara Bali) - Senior FSE F5 Networks, Andre Iswanto mengungkap
tiga pola serangan siber yang sering digunakan saat ini, DDos Attack,
Defacement dan Sinkronisasi Token.
"DDos Attack merupakan
serangan siber dengan meningkatkan trafik, sementara Website Defacement
melumpuhkan situs dengan mengganti wajah laman dengan gambar hacker,"
kata dia di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Andre mengatakan, hacker
yang melakukan pola serangan DDoS (Distributed Denial-of-service
attack) menyerang situs dengan trafik yang tinggi yang bertujuan
mematikan aplikasi.
Bahkan, Andre menyebutkan, baru-baru ini pola
tersebut menyerang salah satu bank di Hongkong untuk mendapatkan bit
coin, salah satu mata uang di internet.
Serangan tersebut diberi
nama DD4BC (DDoS for Bit Coin), hacker melakukan serangan hingga 500GB
trafik yang menyebabkan infrastruktur penuh. "Ujung-ujungnya merugikan costumer, karena orang yang benar-benar ingin masuk tidak bisa," kata Andre.
Sementara
itu, Andre mengatakan serangan Defacement baru-baru ini menyerang
beberapa website badan negara, sedangkan Sinkronisasi Token menimpa
nasabah bank lewat layanan internet banking. "Karena banyak bank
yang sudah memiliki perlindungan terhadap data mereka, saat ini pengguna
menjadi sasaran hacker," ujar Andre.
"Serangan siber banyak menyerang negara berkembang seiring dengan meningkatnya penggunaan internet," tambah dia. (WDY)
Pola Serangan Siber Ini Sering Digunakan Hacker
Kamis, 25 Juni 2015 7:56 WIB