Jakarta (Antara Bali) - Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy
Dalimi memperkirakan Indonesia akan mengimpor gas mulai 2020 karena tata
kelola gas yang buruk saat ini.
"Tahun 2020, diperkirakan kita akan mengimpor gas jika kontrak
jangka panjang di gas tidak diubah," kata Rinaldy seusai peluncuran buku
"Outlook Energi Indonesia 2014" di Jakarta, Selasa.
Mantan Sekjen Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia itu menuturkan
hingga saat ini, volume ekspor gas Indonesia masih lebih besar dari
impornya sendiri.
Menurut dia, sekitar 55 persen gas Indonesia diekspor melalui
kontrak kerja sama dengan kontraktor Jepang dan Singapura, sedangkan
sisanya digunakan di dalam negeri.
"Tetapi dengan kebutuhan gas domestik kita yang terus bertambah
tinggi dan kalau tidak ada penemuan gas baru, kita akan terpaksa impor,"
katanya.
Oleh karena itu, harus ada upaya pemerintah untuk menyelamatkan
pasokan gas demi memenuhi kebutuhan nasional, antara lain dengan
merenegosiasi kontrak dan eksplorasi lapangan gas baru.
"Renegosiasi kontrak seperti yang sudah berhasil di Tangguh itu
harus kita lakukan juga di lapangan yang lain, termasuk terus melakukan
eksplorasi untuk menemukan cadangan gas baru," kata dia.
Menurut Rinaldy, pengurangan ekspor gas harus segera dilakukan
melalui perencanaan matang demi memenuhi kebutuhan dalam negeri dan
pemerintah harus mengutamakan kebutuhan rakyat di atas kepentingan
lainnya.
"Terserah kapan, tetapi ekspor gas secara bertahap harus dihentikan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan cadangan nasional," ujarnya. (WDY)
2020, Indonesia Mulai Impor Gas
Selasa, 23 Desember 2014 21:18 WIB