Bogor (Antara Bali) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu, meresmikan Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti, yang terletak di Kompleks Istana Bogor.
"Kami berpendapat generasi bangsa perlu mengetahui jejak perjalanan hidup dan perjuangan presiden sekaligus memahami tantangan yang dihadapi masing-masing presiden itu serta kontribusinya," kata Presiden saat meresmikan museum tersebut.
Menurut Presiden Yudhoyono, bangsa yang besar, bangsa yang arif sekaligus bangsa yang cerdas adalah bangsa yang menghormati para pahlawan, pemimpin dan pendahulu, serta dapat menarik pelajaran di masa lalu untuk dibawa ke depan.
"Saya punya keyakinan, bahwa setiap pemimpin, setiap presiden, pastilah ingin berbuat terbaik, tantangannya pasti berbeda-beda karena jaman terus berubah," ujarnya.
Presiden berharap museum kepresidenan itu dapat menjadi museum yang hidup. "Artinya setiap presiden harus mengembangkan dan memutakhirkan museum itu," katanya.
Museum Balai Kirti terdiri dari tiga lantai, lantai pertama adalah "Galeri Kebangsaan", lantai kedua "Galeri Kepresidenan", dan lantai ketiga berupa taman terbuka.
Galeri Kebangsaan menyajikan Naskah Proklamasi, Lambang Negara, Burung Garuda, Pancasila, Pembukaan UUD 1945, Sumpah Pemuda dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Selain itu, di Galeri Kebangsaan terdapat peta digital yang menggambarkan sejarah perkembangan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, enam patung Presiden Republik Indonesia dan ruang audio visual yang akan menayangkan film-film terkait dengan peristiwa dan prestasi para presiden.
Galeri Kepresidenan menggambarkan peristiwa, prestasi dan sosok enam presiden yang pernah memimpin Republik Indonesia melalui koleksi berupa memorabilia, lukisan, album foto digital dan video wall.
Museum seluas sekitar 3.211,6 meter persegi itu dibangun untuk menyajikan karya dan prestasi para presiden dalam membangun bangsa kepada masyarakat luas sehingga dapat menjadi rujukan historis dan inspirasi bagi generasi sekarang dan yang akan datang dalam membangun bangsa.
Istilah Balai Kirti berasal dari dua kata "Balai" yang berarti bangunan sedangkan "Kirti" berasal dari bahasa kuno dan Sansekerta yang mengandung arti amal utama atau tindakan yang membawa kemasyhuran.
Pembangunan Balai Kirti dilakukan secara terpadu dengan melibatkan berbagai lembaga pemerintah dan masyarakat. Fisik bangunan "Balai Kirti" dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum, sementara itu isi museum difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Perpustakaan Nasional, sedangkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memfasilitasi ruang "art shop" yang akan membantu pengunjung atau masyarakat mendapatkan cendera mata.
Turut hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Boediono, Ibu Herawati, Presiden RI Ketiga BJ Habibie, Ibu Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid dan Siti Hadiati Soeharto.
Hadir juga dalam kesempatan itu Edhie Baskoro Yudhoyono, Ilham BJ Habibie dan Zannuba Ariffah Wahid.(WDY)