Jakarta (Antara Bali) - Sejumlah relawan dari calon presiden dan calon
wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla
telah bersepakat untuk mendeklarasikan dan menyerukan pernyataan sikap
damai dengan menyebut diri sebagai Relawan Bersatu Pro NKRI dan Pemilu
Jurdil.
Beberapa perwakilan relawan dari kedua kubu menandatangani
kesepakatan yang disaksikan oleh Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dan
Kapolri Jenderal Pol Sutarman.
"Kami minta kepada relawan Prabowo-Hatta dan masyarakat Indonesia
agar menciptakan suasana sejuk dan tidak menimbulkan hal-hal negatif.
Jika ada perselisihan kedua pihak, kami meminta tim sukses agar
menyelesaikan dengan hikmat lewat jalur hukum," kata inisiator relawan
Prabowo-Hatta, AS Erlangga, saat acara Deklarasi dan Pernyataan Sikap
Relawan Bersatu Pro NKRI dan Pemilu Jurdil di Balai Kartini, Jakarta,
Minggu.
Erlangga yang mewakili relawan dari capres dan cawapres nomor urut
satu itu mengatakan pihaknya siap menerima siapapun capres dan cawapres
yang memenangi pertarungan Pilpres 2014 dan berharap pemimpin yang
terpilih bisa mensejahterakan rakyat.
"Kami berharap hajat demokrasi yang sudah kita lewati bersama
semata-mata tidak hanya menghasilkan pimpinan negeri ini, tapi agar
demokrasi yang sudah berjalan selama ini menjadi cara yang mengakomodasi
rakyat agar rakyat sejahtera dan makmur," ujar Erlangga.
"Siapapun yang terpilih nantinya, Prabowo-Hatta atau Jokowi-JK, kami
hanya meminta satu hasil tujuan martabat untuk rakyat Indonesia. Rakyat
bangsa ini tengah merindukan martabatnya, merindukan kedamaian sejati,"
tambahnya.
Sementara itu, inisiator relawan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Ananda
Mustadjab Latip mengatakan kondisi psikologis relawan dari kedua kubu
menjadi tegang padahal menurutnya pesta demokrasi dalam rangka
mendapatkan pemimpin baru Indonesia harus dirayakan dengan kegembiraan.
"Selama kampanye terjadi kondisi psikologis dari relawan rasanya kok
tegang banget padahal pesta demokrasi harusnya senang-senang saja,"
kata Ananda dari kelompok relawan Gerakan Kebangsaan.
"Sebagai pendukung Jokowi-JK, saya berharap Jokowi-JK jadi presiden.
Saya berharap teman-teman Prabowo-Hatta bisa legowo, sebaliknya kalau
Prabowo-Hatta jadi presiden maka rakyat harus menerima. Apapun keputusan
KPU harus diterima," tegasnya.
Ia mengaku tidak mudah mengumpulkan relawan garis keras untuk turut
dalam deklarasi damai ini namun ia berharap dengan diserukannya
pernyataan sikap damai dari kedua kubu bisa menjamin kondisi yang damai
saat penetapan pemenang Pilpres 2014 pada 22 Juli nanti.
"Apapun kata orang terhadap apa yang kita lakukan hari ini, ada nada-nada sumbang, biarkan saja," tambahnya.
Deklarasi damai ini menyepakati lima poin antara lain menjaga dan
mendahulukan keutuhan NKRI, Pancasila dan UUD 1945 serta menjaga
persatuan dan menciptakan suasana damai dengan tidak melakukan
pengerahan massa.
Selain itu juga mengajak seluruh elit dari kedua belah pihak untuk
menghentikan sikap dan tindakan yang saling mendiskreditkan dan atau
memecah belah rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air serta mengawal
hasil perhitungan atau rekapitulasi suara yang dilakukan oleh KPU secara
terbuka, jujur, dan berkepastian hukum. Mereka juga meminta TNI dan
POLRI untuk tetap bersikap netral. (WDY)
Relawan Kedua Capres Sepakati Deklarasi Damai
Minggu, 20 Juli 2014 17:45 WIB