Jakarta (Antara Bali) - Faktor suhu lingkungan yang hangat dan kelembaban tinggi menjadi salah satu penyebab kasus infeksi virus dengue sulit diberantas di Indonesia.
"Kondisi ini ideal untuk perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai perantara dan juga virus dengue," ujar Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, Sp.A.(K). dalam konferensi pers peringatan ASEAN Dengue Day 2014, di Jakarta, Minggu siang.
Menurut dia, masih ada tiga hal lagi yang menjadi penyebab sulitnya memberantas infeksi virus dengue di Indonesia.
Penyebab ke dua, lanjut dr. Sri, adalah terdapat empat serotipe virus dengue di Indonesia, yakni Den-1, Den-2, Den-3 dan Den-4, sehingga membuat kasus demam dengue dapat terjadi bergantian sepanjang tahun.
"Tiap daerah memiliki serotipe virus yang berbeda," katanya.
Kemudian, kepadatan penduduk menjadi penyebab berikutnya yang membuat penularan virus melalui gigitan nyamuk semakin mudah terjadi. Ia mengatakan, mudahnya penularan virus juga berhubungan dengan sifat nyamuk Aedes betina yang suka menggigit pada waktu bersamaan.
Di samping itu, kemajuan sarana transportasi terutama antar daerah turut memudahkan penularan penyakit ini dari satu orang ke orang lainnya.
Virus dengue menyebabkan seseorang menderita demam dengue (DD). Virus ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti yang telah terinfeksi virus dengue. Bentuk klinis yang berat dari infeksi virus dengue adalah demam berdarah (DBD) atau dengue hemorrhagic fever (DHF). Sementara DD merupakan bentuk klinis yang lebih ringan.
Gejala demam dengue ialah demam ringan hingga tinggi yang dibarengi sakit kepala serta sakit pada bagian belakang mata serta nyeri pada otot dan sendi. Data dari World Health Organization Regional Office untuk ASEAN menunjukkan, pada tahun 2001-2011, rata-rata terdapat 94.564 kasus demam dengue terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Sementara pada 2013 tercatat sebanyak 105.545 kasus demam dengue terjadi.(WDY)