Jakarta (Antara Bali) - Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI)
2014, meyakini pada tahun 2014, sebagai tahun pergantian kepemimpinan
politik, maka semua figur akan berlomba-lomba "jualan kecap" atau
menjajakan diri untuk dipilih masyarakat.
"Karena 'jualan kecap' mereka pasti akan mengatakan 'saya juara
satu,', tidak ada yang mau menyebut diri sebagai juara dua," kata Ketua
Umum Konfederasi KASBI, Nining Elitso, saat ditemui di sela-sela aksi
peringatan Mayday atau Hari Buruh 1 Mei 2014, di Jl MH Thamrin, Jakarta,
Kamis.
Oleh karena itu, bagi konfederasinya saat ini, mengharapkan pemimpin
baru yang akan dipilih dan diberi mandat oleh rakyat pada Pemilu
Presiden 9 Juni 2014 mendatang, sebaiknya adalah yang tidak melakukan
penindasan dan penghisapan terhadap rakyat.
Yang dimaksud dengan penindasan dan penghisapan terhadap rakyat itu,
lanjut Nining, di antaranya adalah melegalkan sistem kerja outsourcing,
upah murah dan menjual aset negara.
"Kalau para pemimpin yang dilahirkan oleh rakyat pada 2014 ini masih melegalkan sistem kerja outsourcing,
memberi upah murah, menjual aset-aset negara dan melakukan liberalisasi
sehingga tidak bisa mengendalikan harga-harga kebutuhan pokok maka ia
akan tetap menjadi musuh bagi kaum buruh dan rakyat Indonesia secara
keseluruhan," katanya.
Nining berpesan kepada para pemimpin, baik yang diberi mandat untuk
menduduki kursi anggota legislatif maupun eksekutif, sebaiknya mengingat
betul bahwa mereka diberi kepercayaan rakyat.
"Siapapun nanti
yang duduk, yang terpenting mereka ingat bahwa mereka diberi kepercayaan
oleh rakyat maka bekerjalah untuk rakyat, jangan kepada kepentingan
siapa yang memberikan modal," katanya.
Ribuan massa aksi KASBI melakukan long march dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Istana Negara untuk menyampaikan aspirasinya.
Meski
demikian, KASBI tidak turut serta dalam May Day Fiesta yang digelar di
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), dan dihadiri di antaranya oleh
massa aksi buruh dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan
Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) yang keduanya dipimpin
oleh Said Iqbal.
Sedikitnya terdapat empat tuntutan utama massa aksi sebagaimana diterangkan Nining, yakni hapuskan kontrak kerja outsourcing,
penerapan upah layak standar nasional, turunkan harga kebutuhan pokok
dan BBM (bahan bakar minyak -red) serta tangkap dan adili para pengusaha
yang memang tidak tunduk pada aturan hukum yang berlaku. (WDY)
Semua Figur "Jualan Kecap" di 2014
Jumat, 2 Mei 2014 10:47 WIB