Tangkapan Ikan di Selat Bali 2,45 Juta Ton

Seorang pekerja membongkar muatan kapal berupa berbagai jenis ikan yang sudah beku untuk diekspor, di Pelabuhan Benoa, Bali beberapa waktu lalu. (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana/wdy/14)

Bertambah hasil tangkapan nelayan itu menyebabkan pertumbuhan subsektor perikanan menunjukkan peningkatan di akhir tahun 2013,"

Denpasar (Antara Bali) - Hasil tangkapan ikan di wilayah perairan Pengambengan, Kabupaten Jembrana Bali bagian barat, untuk triwulan IV-2013 tumbuh sebesar 152,53 persen (yoy) dengan hasil tangkapan mencapai 2,45 juta ton.

"Bertambah hasil tangkapan nelayan itu menyebabkan pertumbuhan subsektor perikanan menunjukkan peningkatan di akhir tahun 2013," kata Manager Peneliti Kantor Perwakilan BI Wilayah III Bali dan Nusa Tenggara, Ignatius Adhi Nugroho di Denpasar Selasa.

Adanya peningkatan hasil tangkapan nelayan tersebut merupakan andil bagi sektor ini dalam pertumbuhan perekonomian masyarakat Bali, di mana pertumbuhan subsektor perikanan meningkat dari 0,02 persen menjadi 1,64 persen triwulan IV-2013.

Bertambah banyaknya hasil tangkapan nelayan tersebut menyebabkan realisasi perdagangan luar negeri, khusus ikan dalam kemasan kaleng produksi Pulau Dewata juga bertambah terus menjadi sebanyak 4.623 ton bernilai 14,2 juta dolar AS selama 2013.

Mata dagangan tersebut, sesuai catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali sebagian besar ditujukan untuk memenuhi permintaan konsumen asal Amerika Serikat (AS) yang hampir 40 persen dan sisanya menyebar ke mancanegara seperti Jepang.

Ignatius Adhi Nugroho menyebutkan, sesuai hasil kajian ekonomi regional Bali triwulan IV-2013 perdagangan ekspor nonmigas daerah ini tiga bulan akhir tahun itu masih didominasi oleh ekspor perikanan (32 persen), pakaian jadi (21 persen), perhiasan (19 persen), kayu dan barang dari kayu ( sembilan persen).

Ia mengakui pada akhir tahun terjadi kontraksi dalam perolehan devisa dari perdagangan nonmigas Bali, antara lain dipengaruhi oleh belum membaiknya kondisi beberapa negara tujuan ekspor, seperti negara-negara ASEAN, China, serta Eropa.

"Ini diperkirakan menjadi penyebab masih terkontraksinya pertumbuhan ekspor komoditas utama Bali, khusus untuk sektor perikanan, kurang kondusifnya kondisi cuaca akhir tahun diperkirakan menjadi penghambat pertumbuhan ekspor perikanan daerah ini," tutur Ignatius Adhi Nugroho. (WDY)