Denpasar (Antara Bali) - Turis Rusia terkesan akan suasana Hari Raya Galungan di Bali karena banyaknya ritual umat Hindu, kata Made Putrawan selaku pemandu wisata asing asal negeri Beruang Merah itu.
"Di samping masalah seni budaya menjadi daya tarik tersendiri, juga berkat jaminan keamanan dan kenyamanan," ujarnya di Denpasar, Jumat.
Menurut dia, wisatawan asal Rusia sangat antusias menyaksikan budaya Bali saat masyarakat merayakan Galungan dan Kuningan yang berlangsung setiap 210 hari.
Suasana Bali saat Hari Raya Galungan dinilai unik dan tidak ada duanya, apalagi menyaksikan wanita Bali dengan terampil menjunjung banten dengan berjalan kaki dari rumahnya ke pura.
Keindahan alam dan keramahtamahan masyarakat merupakan salah satu daya tarik turis Rusia yang datang ke Bali dengan menempati hotel-hotel bertaraf internasional di kawasan Nusa Dua, Jimbaran, dan Ubud.
Ia yang sering mengantarkan turis Rusia berkeliling ke objek-objek wisata di Bali mengaku, tamunya senang menyaksikan atraksi seni budaya sejenis tari Barong dan upacara adat di desa-desa di Pulau Dewata itu.
Bahkan orang Rusia relatif boros membelanjakan uangnya di Bali, baik untuk makanan maupun buat membeli aneka kerajinan berupa cindramata, disamping tinggalnya di daerah ini rata-rata lebih dari seminggu, kata Putrawan.
Sementara laporan Dinas Pariwisata Bali menyebutkan, jumlah kunjungan turis Rusia yang datang langsung dari negaranya ke daerah ini sebanyak 62.172 orang selama Januari-September 2013 naik jika dibandingkan periode sama 2012 hanya 52.605 orang.
Kehadiran warga Rusia tersebut bertambah banyak jika dibandingkan rata-rata tahun lalu hanya 5.845 orang menjadi 6.908 orang per bulan selama 2013, jadi kunjungan wisatawan Rusia ke Bali dari tahun lalu mengalami peningkatan yang signifikan.
Dinas Pariwisata Bali melaporkan, kehadiran turis Rusia di daerah ini, pernah tercatat sebagai sepuluh besar negara pensuplai turis asing ke Bali, bersaing dengan pelancong asal Inggris, Amerika Serikat maupun Taiwan.
"Turis Rusia paling ramai datang ke Bali antara Desember dan Januari, sedangkan bulan selanjutnya berfluktuasi, namun secara keseluruhan meningkat terus, dan diharapkan bisa berkelanjutan," ujar Putrawam. (WRA)