Denpasar (Antara Bali) - Pengamat hubungan internasional Universitas Udayana (Unud) Denpasar Idin Fasisaka MA menilai penyelenggaraan kontes kecantikan "Miss World" tidak menguntungkan bagi Indonesia secara ekonomis.
"Ajang itu hanya menguntungkan elite politik tertentu yang memiliki kaitan langsung dengan pebisnis atau penyelenggara," kata dosen Jurusan Hubungan Internasional FISIP Unud itu di Denpasar, Senin.
Peraih gelar master Departement of Political Science University of Delhi, India, itu melihat ajang tersebut hanya akan memosisikan Indonesia dikenal sebagai negara liberal.
"Walaupun pemerintah dan tim penyelenggaraan `Miss World` mengatakan kegiatan itu untuk mempromosikan pariwisata, dampaknya sangat kecil," kata lulusan Universitas Darul `Ulum, Jombang, Jawa Timur, itu.
Idin menilai kontes tersebut lebih mengedepankan eksploitasi fisik kaum perempuan dari berbagai negara peserta.
"Tentu para penonton menikmati keindahan tubuh perempuan yang mengenakan busana elegan," ujarnya.
Selebihnya, lanjut dia, tidak ada aktivitas yang dapat mengedukasi masyarakat dari para kontestan selain memamerkan keindahan fisik kaum Hawa.
Demikian juga bagi masyarakat Bali, ajang tahunan yang digelar berpindah-pindah antarnegara itu tidak memberikan dampak positif secara ekonomi.
"Jika para kontestan itu digembar-gemborkan oleh pemerintah sebagai ajang promosi pariwisata, semestinya para tokoh masyarakat Bali harus komplain kepada pemerintah kalau memang hasilnya tidak ada," ujarnya. (WRA)