Pura kuno sekaligus objek wisata Tanah Lot yang lokasinya bertengger di batu karang akibat terkikis hantaman ombak pantai selatan, menyimpan misteri dan keunikan yang membuat pelancong merasa perlu mengunjunginya.
Tidak terkecuali belasan kontestan ratu dunia atau "Miss World" yang sudah menginjakkan kakinya di Pulau Dewata menikmati panorama alam keunikan tempat suci di atas karang yang setiap saat diterjang ombak dahsyat yang hingga sekarang tetap kokoh.
Wanita terpilih dari 130 negara di belahan dunia mulai berdatangan di Bali antara 2-7 September 2013 menginap di hotel berbintang Pan Pasific Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, 15 km barat Kota Denpasar.
Bali bertaburan wanita-wanita cantik lintas negara, beberapa di antara mereka yang datang lebih awal menyempatkan diri dengan berjalan kaki dari hotel tempatnya menginap ke objek wisata Tanah Lot.
Mereka jalan kaki sejauh 500 meter melintasi hole tujuh Padang Golf Nirwana Bali Resort (NBR) menjelang matahari terbenam Jumat Sore (6/9) dengan pengamanan yang berlapis baik dari petugas kepolisian, petugas keamanan desa adat (Pecalang) maupun laskar Bali.
Ratu kecantikan yang ikut serta dalam "wisata jalan kaki" di luar agenda resmi panitia sebanyak sebelas orang antara lain Wenxia Yu asal China dan Kristy Heslewood asal Inggris.
Tamu istimewa itu disambut Manajer pengelola Objek Wisata Tanah Lot Ketut Toya Adnyana sebelum menyaksikan keindahan panorama alam objek wisata yang selama ini paling banyak mendapat kunjungan wisatawan mancanegara dan Nusantara di antara objek wisata di Bali.
Mereka yang umumnya baru pertama kali datang ke Pulau Dewata itu menyampaikan kekagumannya atas keberadaan tempat suci umat Hindu peninggalan abad XVI yang sudah beberapa kali mengalami perbaikan.
Para wanita cantik dan bertalenta itu selanjutnya mengunjungi toko Agung Bali di sekitar objek wisata Tanah Lot yang merupakan pusat penjualan oleh-oleh khas Bali.
Di tempat itu Kristy Heslewood dengan bangganya menunjukkan baju kaos warna biru bertuliskan "I Love Bali" yang dibelinya. Wanita lintas negara yang lainnya mengunjungi toko seni di sebelahnya untuk membeli aneka jenis cinderamata.
I Putu Agus Windu Tama (23) salah seorang pedagang yang mendapat kunjungan para ratu kecantikan "Miss World". Sementara pengunjung objek wisata Tanah Lot saat itu sekaligus memanfaatkan kesempatannya untuk mengetahui para wanita pilihan lintas negara tersebut, meskipun harus berjubel menunggu di pintu masuk-keluar objek tersebut.
"Kunjungan ratu kecantikan dunia diharapkan membawa dampak positif ke depan, karena secara tidak langsung ojek wisata Tanah Lot ikut dipromosikan secara meluas di dunia," harap Ketut Toya Adnyana.
Dongkrak wisatawan
Para wanita cantik lintas negara itu selama mengikuti rangkaian kegiatan di Pulau Dewata oleh panitia diberikan kesempatan selain mengunjungi objek wisata Tanah Lot di Kabupaten Tabanan itu juga kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Jimbaran, Bali Safari di Gianyar, dan Pura Besakih di Karangasem.
Khusus kunjungan ke Pura Besakih pada 11 September 2013 mereka wajib mengenakan busana adat Bali yang telah disiapkan panitia. Selain itu juga ada larangan masuk ke kawasan suci itu bagi wanita yang sedang datang bulan.
Semua itu harus dipatuhi, guna menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dan panitia telah melakukan persiapan secara maksimal, tutur Ketua Panitia Penyelenggara Miss World 2013, Nana Puspadewi yang lebih dulu datang ke Pura Besakih untuk menggelar ritual "Matur piuning" bersama pemangku pura setempat.
Para kontestan menginap di salah satu hotel di kawasan Tanah Lot, Kabupaten Tabanan, dan menjalani karantina pada 8-14 September 2013. Upacara pembukaan ajang kecantikan tahunan itu dilakukan di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung, pada 8 September 2013.
Selanjutnya seluruh kontestan diberangkatkan ke Jakarta pada 14 September 2013 untuk mengikuti babak final di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 28 September 2013.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika yakin ajang kontes kecantikan "Miss World" mampu mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata itu.
Putra kelahiran Buleleng 22 Juni 1951 atau 62 tahun silam yang baru saja dilantik untuk masa jabatan kedua yang berpasangan dengan I Ketut Sudikerta itu yakin ajang ratu kecantikan dunia akan berdampak positif bagi pariwisata, khususnya Bali dan umumnya Indonesia.
Kontes wanita pilihan lintas negara itu sama seperti halnya wisatawan asing lainnya yang datang ke Pulau Dewata berkonferensi, sehingga ajang itu juga mendatangkan keuntungan secara ekonomi bagi Bali sehingga tidak perlu diperdebatkan.
"Apa yang salah dari `Miss World`? Mereka juga akan mempromosikan Bali. Mereka juga akan mengikuti adat dan kebudayaan Bali. Mereka akan mengikuti etika, tata cara, dan tradisi Bali," ujarnya.
Pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Dr I Gusti Wayan Murjana Yasa juga menilai kontes ratu kecantikan dunia itu dapat memberi dampak ganda secara ekonomis bagi Bali dan Indonesia.
Di antaranya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Bali, asalkan didukung berbagai aktivitas seperti penampilan kesenian, penggunaan tenaga lokal, dan produk-produk daerah.
Kain endek yang akan digunakan para peserta rata kecantikan dunia itu adalah salah satu produk lokal Bali yang sangat layak diperkenalkan pada dunia internasional, disamping disuguhi kuliner tradisional dan yang lainnya sehingga dapat memberi manfaat bagi masyarakat setempat.
Demikian pula dari sisi pariwisata, kontes Miss World semakin menggaungkan nama Bali ke dunia internasional karena dapat menjadi sarana promosi gratis. Tidak hanya bagi Bali, sekaligus Indonesia secara keseluruhan karena di dunia internasional tidak bisa dilepaskan bahwa akan disebut-sebut juga Indonesia menjadi tuan rumah ajang kecantikan itu.
Selain itu dapat menjadi ajang pengembangan budaya internasional, membangkitkan motivasi, inovasi dan kreativitas dari masyarakat Bali dan juga Indonesia, asalkan kemasan yang ditampilkan para kontestan dapat menghormati budaya Bali, Indonesia dan ketimuran yang ditata sedemikian rupa ujar Murjana Yasa.
Misi sosial
Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia Dewi Motik sangat mendukung pelaksanaan kontes ratu dunia atau "Miss World 2013" yang berlangsung di Bali dan Jakarta karena selain mempromosikan budaya bangsa, juga membawa misi sosial.
Kontestan yang ikut ambil bagian dalam kegiatan internasional itu nantinya tidak hanya sebatas untuk menghibur masyarakat, namun mereka akan bekerja untuk misi sosial.
Meskipun terjadi pro dan kontra di kalangan masyarakat, namun perbedaan tersebut harus dihargai di tengah keberagaman Indonesia.
"Saya sangat bersyukur bahwa negara kita negara Pancasila yang menghormati perbedaan dan tidak ada satupun dari mereka yang paling benar, karena yang paling benar hanya Allah. Saya mengharapkan perbedaan itu jangan dibuat ribut tetapi itu anugerah," ucap anggota Yayasan Putri Indonesia itu.
Hal senada juga diungkapkan pengusaha nasional, Marta Tilaar, yang menyatakan bahwa dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan ajang ratu sejagad merupakan kesempatan untuk mempromosikan budaya dan keindahan alam Tanah Air.
Kontes kecantikan "Miss World" berbeda dengan pelaksanaan kontes kecantikan lainnya karena lebih mengandalkan talenta, sportivitas, dan kecerdasan, serta bekerja untuk sosial.
"Miss World" itu tidak seperti ajang yang lain. Ada talenta, sportivitas, musik. Mereka memotivasi anak yatim piatu dan sosial. Ajang itu membawa nama bangsa. Bukan hanya menonjolkan fisik tetapi kecerdasan dan talenta perempuan," tutur pengusaha yang bergerak di bidang industri kecantikan itu.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar mengaku telah melakukan pengecekan kepada pihak penyelenggara guna memastikan bahwa tidak ada bikini dalam ajang tahunan itu.
"Kami sudah cek kepada panitia bahwa semua harus dilakukan sesuai dengan budaya Indonesia. Saat ini sesuai yang kami ketahui, mereka melaporkan tidak menggunakan bikini," ucapnya.
Adanya pro dan kontra, kata Linda, hal itu dinilai wajar karena bagian dari demokrasi.
Miss World 2013 ini diikuti oleh 130 peserta dari seluruh dunia. Masa karantina dilakukan pada 1-14 September 2013 di Pulau Dewata, sebelum memasuki final yang akan dilaksanakan pada 28 September 2013 di Bogor, Jawa Barat. (WRA)