Negara (Antara Bali) - Nelayan kecil yang melaut dengan menggunakan sampan di Kabupaten Jembrana mengeluhkan kelangkaan solar, yang membuat mereka kesulitan untuk melaut.
"Ada banyak teman saya yang terpaksa tidak melaut karena tidak mendapatkan solar," kata Saprudin, salah seorang nelayan, Rabu.
Menurut Saprudin, meskipun sudah ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Desa Pengambengan, nelayan di Yehkuning, Perancak dan sekitarnya lebih sering membeli di SPBU.
"Sejak solar langka, SPBU membatasi pembelian solar untuk nelayan. Ini cukup berdampak bagi kami, karena ratusan nelayan tidak bisa melaut" ujarnya.
Selain nelayan, petani yang mulai memasuki masa tanam juga mengaku sulit memperoleh solar untuk bahan bakar bajak mereka.
Komang Nitra, salah seorang petani mengatakan, jika kelangkaan terus terjadi bukan tidak mungkin masa tanam di beberapa wilayah akan molor dari seharusnya.
"Kalau itu terjadi, petani akan rugi karena padi ditanam bukan pada masanya," katanya.
Nitra mengaku, untuk membajak sawah seluas 18 are yang terbagi dalam tiga petak, dirinya menghabiskan lima liter solar untuk bahan bakar traktor.
Sementara Made Subawa, petani lainnya mengaku, untuk mendapatkan solar dirinya harus ke beberapa SPBU, termasuk antre hingga malam hari.
"Kalau satu SPBU habis, ya ke SPBU lain hingga dapat. Kalau antre harus sabar, biar sampai malam yang penting dapat solar untuk traktor," katanya.(GBI)