Tabanan (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Tabanan segera turun tangan menindaklanjuti penutupan gerai wisata belanja cendera mata khas Bali "Joger" di Jalan Raya Luwus, Kecamatan Baturiti, terkait konflik dengan desa adat setempat.
"Kami akan mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Kami tinggal menunggu perintah Bupati untuk menggelar mediasi antara kedua belah pihak," kata Camat Baturiti, Putu Adi Supraja, Kamis.
Ia menganggap konflik antara pengelola Joger dengan aparat Desa Adat Baturiti terjadi karena ada pemahaman yang salah. Menurut dia, dari 32 gerai oleh-oleh di Desa Adat Luwus, hanya Joger yang belum menyetujui kenaikan kontribusi kepada desa adat.
"Masalah ini yang akan kami mediasi. Apa masalahnya dan dicarikan solusi terbaik hingga tidak ada yang merasa dirugikan," kata Supraja menambahkan.
Gerai yang diberi nama "Teman Joger" di pinggir jalan utama yang menghubungkan Denpasar dengan objek wisata Bedugul dan Singaraja itu ditutup sejak Senin (11/3).
Hampir setiap hari Teman Joger dipadati pengunjung dari berbagai lapisan masyarakat. "Kami memilih tutup sejak 11 Maret 2013 sekitar pukul 11.00 Wita," kata Marcel, karyawan pusat oleh-oleh tersebut mengenai penutupan tokonya yang dilangsungkan menjelang malam Pengerupukan atau menjelang Hari Nyepi.
Teman Joger di Luwus itu pertama kali buka pada 9 September 2009 dan merupakan bagian dari ekspansi pasar karena gerainya yang berada di Jalan Raya Kuta sudah tidak sanggup lagi mengatasi antusiasme pembeli.
Sementara itu, Kepala Adat Luwus Made Tarik menyesalkan penutupan itu. Ia tak mempersoalkan kontribusi dari Joger. "Hanya saja, krama adat mengusulkan kenaikan kontribusi dengan alasan bertambahnya biaya upacara setiap tahun. Kenaikan kontribusi juga dinilai tak terlalu besar, jika dilihat dari besarnya usaha tersebut yang sering di penuhi pengunjung setiap liburan sekolah dan hari besar," katanya. (EKA/M038/T007)
Pemerintah Tangani Konflik Joger-Adat
Kamis, 14 Maret 2013 17:33 WIB