Pontianak (Antara Bali) - Tim Pra Ekspedisi Rajawali Khatulistiwa menemukan masyarakat di perbatasan umumnya menderita penyakit nyeri otot dan tulang serta darah tinggi.
"Penyakit tersebut banyak diderita masyarakat di perbatasan Kalbar," kata Kapten Ckm dr Victorio C Ht, yang memimpin Tim Pra Ekspedisi Khatulistiwa saat dihubungi dari Pontianak, Minggu.
Ia menduga hal itu dipicu pola hidup dan makan dari masyarakat setempat meski perlu dilakukan kajian lebih lanjut.
Ekspedisi Rajawali Khatulistiwa merupakan kegiatan dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Batalyon Infanteri 123 Rajawali di perbatasan Kalbar dengan Sarawak, Malaysia Timur.
Selain menjaga keutuhan NKRI, mereka juga melakukan kegiatan sosial dan pendidikan seperti pelayanan kesehatan dan mengajar anak-anak di perbatasan.
Ekspedisi Rajawali rencananya dibuka tanggal 3 Maret di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu. Victorio dan rombongan memulai dari Dusun Klawik, Desa Mesiau, Kecamatan Batang Lupar, Kabupaten Kapuas Hulu pada Kamis (7/2).
Di dusun tersebut, dalam satu hari mereka melayani 173 pasien. Selain pelayanan kesehatan, Satgas Pamtas Yonif 123 RW juga melaksanakan kegiatan mobil pintar dan berbagai permainan pendidikan. (LHS/T007)