“Masyarakat, nelayan, dan pelaku kegiatan wisata bahari waspadai potensi tinggi gelombang laut itu,” kata Kepala Balai Besar BMKG Wilayah III Denpasar Cahyo Nugroho di Denpasar, Jumat.
Berdasarkan analisis BMKG, potensi gelombang tinggi itu diperkirakan terjadi pada pukul 20.00 WITA hingga pukul 20.00 WITA pada 10 April 2023.
BMKG mencatat potensi gelombang tinggi itu disebabkan akibat sirkulasi siklonik di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur-Bali yang dapat mendukung proses konvektif skala lokal.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Bali.
Baca juga: BMKG: Hujan ringan berpeluang guyur sejumlah kota besar saat Jumat Agung
Selain itu, terdapat pertemuan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Bali yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif penyebab terjadinya hujan.
Tak hanya itu, suhu muka laut di sekitar wilayah Bali umumnya berkisar antara 28-30 derajat celcius yang hangat dapat meningkatkan potensi penguapan atau penambahan massa uap air di wilayah Bali.
Kemudian, massa udara basah terkonsentrasi dari lapisan permukaan hingga lapisan 700 milibar atau sekitar 3.000 meter.
Sedangkan ketinggian gelombang laut di wilayah utara Bali diperkirakan mencapai 0,25 hingga 1,25 meter.
Baca juga: BMKG: Waspada hujan dan petir di Kintamani 7-8 April
Sementara itu, terkait cuaca selama periode itu umumnya hujan ringan hingga sedang dengan angin yang dominan bertiup dari barat daya-barat dengan kecepatan 4-15 knots.
Berdasarkan panduan gelombang BMKG, ketinggian gelombang laut hingga 0,5 meter termasuk gelombang tenang, 0,5 hingga 1,25 meter termasuk gelombang rendah.
Gelombang sedang berkisar 1,25 meter hingga 2,5 meter, gelombang tinggi yakni 2,5 hingga 4 meter, sangat tinggi yakni 4-6 meter dan gelombang ekstrem yakni 6-9 meter.