Denpasar (ANTARA) - Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Agung Suprio mengatakan mulai November 2022 semua siaran televisi Indonesia beralih dari analog ke digital sehingga akan terjadi kompetisi model bisnis akan semakin berbeda dari sebelumnya.
"Dengan perubahan dari analog ke digital, maka industri pertelevisian di Indonesia juga akan bersaing menyajikan konten-konten di televisi tersebut. Semakin masif juga konten-konten yang menyasar kalangan milenial," kata Agung Suprio di sela "Deklarasi Forum Penyiaran 2022" di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan dengan perkembangan televisi digital ini akan membawa perubahan besar, namun perlu ada regulasi tersebut, sehingga konten televisi itu mampu menampilkan beragam corak kebudayaan di Tanah Air.
"Oleh karena itu dalam kesempatan ini yang hadir para pakar dari sejumlah universitas di Indonesia nantinya akan mampu membuat peta jalan penyiaran, sehingga tantangan pertelevisian ke depannya lebih baik dan memberi edukasi kepada rakyat Indonesia," ujarnya.
Sementara Gubernur Bali Wayan Koster berharap keberadaan KPI mampu memberikan pengawasan dan pembinaan terhadap berkembangnya lembaga penyiaran. Dengan langkah tersebut diharapkan penyiaran tersebut menyajikan konten-konten informasi berkualitas dan bijaksana serta mampu mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Saya apresiasi kinerja KPI, termasuk juga KPI Bali yang sangat aktif dalam kegiatan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga penyiaran di Pulau Dewata," ujarnya.
Ketua KPI Bali Agus Astapa mengatakan pihaknya terus melakukan pembinaan dan pengawasan lembaga penyiaran agar mampu menyajikan konten-konten yang sejalan dengan budaya daerah.
"Kami terus melakukan pembinaan terhadap lembaga penyiaran di Bali, terlebih siaran televisi sejak akhir April sudah menerapkan sistem digital. Dengan sistem tersebut tentu akan menambah stasiun siaran semakin banyak, dan tentunya akan menyajikan konten-konten kreatif yang menarik bagi pemirsa,"katanya.