Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo menilai Nahdlatul Ulama perlu membangun dana abadi agar memiliki modal ventura yang kuat, sehingga mempunyai kekuatan membiayai program-program unggulan dan inovatif.
Hal tersebut diutarakan Presiden dalam sambutannya saat menghadiri Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah Ke-96 NU, di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin, yang disaksikan secara virtual dari Jakarta.
"NU perlu mempunyai venture capital sendiri, modal ventura sendiri yang kuat, dengan membangun dana abadi. Yang nantinya mempunyai sovereign wealthfund sehingga NU mempunyai kekuatan dalam membiayai program unggulan dan program-program inovatif," ujar Presiden.
Presiden menyampaikan kelompok muda profesional NU yang bekerja di korporasi, bekerja di start-up global, atau konsultan-konsultan global, cukup banyak. Kelompok muda tersebut perlu banyak naungan dan wadah yang kuat di organisasi PBNU.
Baca juga: Gus Yahya dan "The Next NU"
"Untuk mendukung inovasi-inovasi tersebut NU perlu mempunyai sentra-sentra inkubator inovasi yang sangat efektif," jelasnya.
Presiden menyatakan bahwa pemerintah siap memberikan konsesi besar secara profesional, sesegera mungkin kepada NU.
"Saya sudah siapkan. Nggak mungkin saya berikan ke NU itu yang kecil-kecil. Saya pastikan yang gede. Insya Allah yang gede. Semua ini sekaligus akan menjadi bagian untuk semakin memperkokoh kemandirian dan kewirausahaan sosial di NU, dan menjadi bagian penting dari kebijakan transformasi yang sedang dilakukan oleh pemerintah. Terutama transformasi hijau berkelanjutan dan inklusif, transformasi digital ekonomi serta peningkatan kelas UMKM kita," tuturnya.
Kepala Negara mengatakan dengan dukungan dari organisasi PBNU, para aktivis NU bisa semakin giat mengisi forum-forum dunia di berbagai bidang, baik bidang keagamaan, sosial, kemanusiaan maupun bidang ekonomi kewirausahaan serta pengembangan ilmu dan pengetahuan.