Meulaboh (ANTARA) - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sudah menyerahkan usulan 15 buku pelajaran tentang Pancasila kepada Presiden Joko Widodo untuk dimasukkan ke kurikulum pendidikan di Indonesia.
"Sudah kita serahkan, saat ini sudah di tangan Presiden untuk disetujui," kata Kepala BPIP Yudian Wahyudi di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Ahad (14/11).
Ia mengatakan buku-buku tersebut akan dijadikan sebagai salah satu acuan pendidikan kewarganegaraan Pancasila yang akan menjadi pelajaran wajib dan khusus dalam jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan perguruan tinggi.
Pada kesempatan itu, ia tidak memerinci 15 buku tersebut.
Namun, hingga saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan dari Presiden Joko Widodo terkait dengan penggunaannya.
Baca juga: DPD: RI jadi negara besar jika Pancasila diterapkan dengan benar
Penggunaan 15 buku tersebut, kata dia, nantinya dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan.
"Tinggal menunggu PP-nya saja, menunggu diteken presiden," kata Yudian Wahyudi.
Kongres Santri Pancasila
Prof Yudian Wahyudi juga mengapresiasi dan memuji Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, yang menggelar Kongres Santri Pancasila Tahun 2021 pertama kalinya di Indonesia.
"Ini adalah Kongres Santri Pancasila yang pertama di republik (Indonesia) ini, dimulai dari Aceh Barat," kata Yudian Wahyudi di Meulaboh, Ahad.
Penegasan ini disampaikan seusai menghadiri kegiatan Kongres Santri Pancasila Se-Aceh Tahun 2021 yang dipusatkan di Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat.
Yudian Wahyudi juga mengharapkan nantinya kongres yang telah dilaksanakan di Aceh Barat tersebut, akan diikuti dan menjadi contoh bagi daerah lainnya di Tanah Air.
Hal ini sebagai upaya untuk membumikan Pancasila di Nusantara, katanya.
Baca juga: Survei SMRC: 8 dari 10 warga percaya Pancasila tidak perlu diubah
Yudian Wahyudi juga menegaskan dirinya sangat mengapresiasi dan memberi jempol untuk Aceh khususnya Kabupaten Aceh Barat, karena pembumian nilai-nilai Pancasila dimulai dari Aceh atau daerah dengan sebutan “Serambi Mekkah”.
Dia mencontohkan, saat perjuangan kemerdekaan ketika Indonesia mengalami kesulitan, rakyat Aceh mengumpulkan uang dan emas untuk membeli pesawat 01 Seulawah sebagai alat diplomasi internasional.
Ia juga mengapresiasi inisiatif ulama dan Bupati Aceh Barat Ramli MS yang turut mempelopori nilai-nilai Pancasila yang dimulai dari Aceh, sehingga nantinya upaya pembumian Pancasila akan terus berjalan dimulai dari Aceh hingga ke seluruh Indonesia,” kata Yudian Wahyudi.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana Kongres Santri Pancasila Tgk H Mawardi Nyak Man dalam sambutannya mengatakan kegiatan tersebut merupakan usulan dari para ulama Aceh Barat.