Denpasar (Antara Bali)- Umat Hindu Dharma di Bali merayakan Hari Pagerwesi yang bermakna untuk meningkatkan keteguhan iman serta memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar dunia beserta isinya diberikan keselamatan.
"Hari Raya Pagerwesi yang jatuh setiap 210 hari merupakan rangkaian Hari Raya Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan yang jatuh pada hari Sabtu (16/6)," kata Ketua Program Studi Pemandu wisata Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar Dr I Ketut Sumadi M.Par di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan, umat Hindu pada Hari Pagerwesi mengadakan upacara keagamaan dengan menghaturkan sesaji serta rangkaian janur, bunga dan buah-buahan (banten) di tempat suci rumah keluarga masing-masing (merajan).
Pagerwesi merupakan "tonggak" untuk mengingatkan umat terhadap Tuhan Yang Maha Esa penguasa alam semesta. Upaya itu dilakukan dengan cara bhakti maupun pengorbanan suci secara tulus ikhlas (yadnya).
Umat Hindu pada hari suci terbesar kedua setelah hari Raya Galungan dan Kuningan (Kemenangan Dharma), juga dimaksudkan untuk memohon keselamatan, kesejahteraan dan bimbingan ke jalan yang benar serta mampu menegakan kebenaran sesuai ajaran agama dan hati nurani.
Sumadi menambahkan, Umat Hindu memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasi sebagai "Paramesti guru".
Dengan demikian diharapkan kekuatan iman serta bimbingan dan lindunganNya, ilmu pengetahuan yang telah diturunkan pada Hari Raya Saraswati penggunaannya dilandasi oleh kesucian, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup umat manusia.
Ia berharap, melalui peryaaan Hari Pagerwesi mampu memperkuat "benteng iman" melalui yoga semadi, sekaligus dapat mengambil hikmah untuk mengendalikan musuh dalam diri maupun musuh yang berasal dari luar.
Tata cara pelaksanaan Hari Raya Pagerwesi di Bali disesuaikan dengan tempat, waktu dan keadaan (desa, kala patra), yang dilandasi tradisi masing-masing daerah dalam mengenang kembali terhadap kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan).
Ajaran agama pada hakekatnya mampu menyejukan diri umatnya (pageh) dan menjadi aplikasi dari jati diri dalam memfungsikan bagi kepentingan masyarakat, bangsa dan negara. 
 Manusia dalam kehidupannya tidak henti-hentinya menghadapi masalah yang menyangkut berbagai aspek kehidupan. Umat manusia selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik, mampu mengatasi segala permasalahan, berusaha mewujudkan kehidupan yang serasi dengan mematuhi ketentuan norma dan hukum berlaku, tutur Sumadi.
Suasana Bali khususnya kota Denpasar dan sekitarnya, pada saat umat Hindu memperingati Hari Pagerwesi tampak lenggang, karena sekolah dari seluruh jenjang pendidikan sedang menikmati liburan panjang setelah kenaikan kelas.
Sementara perkantoran instansi pemerintah dan perusahaan swasta memberlakukan hari fakultatif (libur lokal) untuk memberikan kesempatan kepada seluruh karyawan yang beragama Hindu untuk melaksanakan rangkaian kegiatan ritual.
Hari Raya Pagerwesi sebenarnya merupakan hari kerja biasa bagi kantor instansi pemerintah, swasta maupun sekolah, namun bagi karyawan-karyawati yang beragama Hindu diberikan keringanan boleh tidak masuk bekerja (fakultatif).(*/M038)
Umat Hindu Rayakan Pagerwesi
Rabu, 20 Juni 2012 9:55 WIB