Denpasar (Antara Bali) - Musim penghujan tidak menyurutkan para pedagang terompet dan kembang api musiman di sepanjang Jalan Sudirman, Kota Denpasar, untuk menjajakan barang dagangannya.
Dari pantauan ANTARA pada Rabu (28/12), sejumlah pedagang terompet dan kembang api tampak berjajar di jalan tersebut sejak pagi hingga malam.
Seperti Ketut Kerta, salah seorang pedagang terompet musiman yang mengaku usahanya tersebut cukup sepi pembeli karena hujan yang terus-terusan mengguyur kota Denpasar.
"Beda dengan tahun lalu, biasanya empat hari menjelang malam tahun baru, terompet saya sudah laris dibeli anak-anak khusunya, mungkin karena hujan. Pengendara sepeda motor saja tidak ada," ujar pria asal Karangasem itu.
Kerta yang sudah lima tahun menjadi pedagang terompet musiman ini mengaku pada tahun-tahun sebelumnya mampu menjual sekitar 50 buah terompet kertas dengan pendapatan sekitar Rp200 ribu per hari.
"Kalau ramai ya sampai 50 terompet terjual. Tapi hari ini, sejak pagi sampai sekarang saya di sini baru dapat Rp20 ribu saja," ujarnya.
Terompet yang sebagian dibuat oleh Kerta, dan membeli dari pembuatnya itu dihargai dari Rp3.000 hingga Rp30 ribu dengan berbagai macam bentuk dan suara, seperti terompet bentuk kupu-kupu, naga, biola, keong dan ayam.
Untuk melindungi terompet dagangannya dari hujan, Kerta menutupnya dengan plastik agar barang dagangannya tidak rusak. (PWD/T007)
Hujan Tak Surutkan Usaha Pedagang Terompet Musiman
Rabu, 28 Desember 2011 16:44 WIB