Jakarta (ANTARA) - Turnamen Bubu e-Sports IDBYTE 2019 resmi digelar dan menyajikan kejuaraan Players Unknown Battleground (PUBG) mobile yang tidak hanya membawa misi pengembangan industri e-Sports di Indonesia juga sebagai media mengampanyekan kesetaraan gender.
"IDBYTE Esports 2019 menyediakan nilai hadiah yang sama besarnya untuk turnamen divisi laki-laki dan perempuan. Nilai hadiah tersebut juga menjadi yang terbesar pertama di Asia Tenggara untuk turnamen e-Sports wanita," ujar Chairwoman IDBYTE Esports 2019, Shinta Dhanuwardoyo, di BSD Tangerang, Jumat.
Shinta mengatakan turnamen ini menyediakan total hadiah Rp750 juta, di mana Rp290 juta disiapkan untuk pemenang kategori pro player wanita.
Dengan nominal mencapai 290 juta rupiah untuk pro player wanita, merupakan pertama dan tertinggi yang pernah diselenggarakan di Asia Tenggara.
"Sulit menemukan ada kompetisi e-Sports yang nilai hadiah untuk turnamen pemain wanitanya lebih besar dari pemain pria," kata dia.
Baca juga: Kemenpora dukung Indonesia gelar esport internasional
Baca juga: Kemenpora gelar simposium bahas masa depan eSport di Indonesia
Total ada 16 tim e-Sports wanita yang bermain di turnamen PUBG Mobile IDBYTE Esports 2019. Rinciannya, 12 tim pro player perempuan dan empat lainnya berasal dari babak kualifikasi regional di Jakarta dan Bandung sejak awal bulan.
Adapun 12 tim perempuan pro player berasal dari tim Belletron, Nara Pixels, Onic Ladies, Armored Project Ladies, WAW Love You, Rev Kamikaze, Louvre Angels, Saints Ladies, SFI-X-Girls, BOOM Siren, Victim Babes, dan The Prime Angels.
Nama-nama itu memang sudah terkenal di Indonesia sebagai tim perempuan yang sering mengikuti kompetisi PUBG baik dari dalam maupun luar negeri.
"Ini masih jadi awal, harapannya nanti pemain pria dan wanita bisa bermain langsung dalam satu turnamen bahkan satu tim," kata dia.
Berdasarkan data yang dikutip dari Newzoo, kata dia, bahwa jumlah gamer pria dan perempuan di Indonesia tidak terpaut selisih yang jauh. Jumlah gamer pria dan perempuan di Indonesia berbanding 56 persen dan 44 persen.
Menurutnya, dengan adanya kompetisi ini menjadi babak baru bukan hanya sebagai pengembangan industri e-Sports di Indonesia juga kesetaraan gender pelaku gim di Tanah Air.
"Ini menjadi babak baru dunia gim di Indonesia, semoga ke depannya bisa terus tumbuh," kata dia.