Gianyar (Antara Bali) - Para pengrajin bambu di Desa Bona, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, mulai beralih ke kerajinan daur ulang karena semakin lesunya pasar luar negeri.
"Saat ini penjualan untuk produk kerajinan bambu turun sampai 50 persen. Untuk itu kami mesti melakukan terobosan lain," kata Ida Bagus Arjawa, salah seorang pengrajin asal Desa Bona, Minggu.
Pria yang juga seniman itu merasakan penurunan itu sudah sejak enam bulan lalu. Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari peristiwa tsunami Jepang, krisis di negara adikuasa Amerika Serikat dan lain sebagainya.
Padahal barang kerajinan bambu itu dijual dengan harga mulai Rp800 ribu hingga Rp2,5 juta atau turun dibandingkan dengan harga sebelumnya.
Namun tetap saja belum mampu meningkatkan minat para wisatawan untuk membeli produksi kerajinan dari bambu itu.(**)