Denpasar (ANTARA) - Sebanyak sembilan seniman dari berbagai kabupaten/kota di Pulau Dewata menerima Penghargaan Seni Dharma Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali yang diserahkan langsung oleh Gubernur Wayan Koster dalam peringatan Hari Jadi ke-61 Provinsi Bali.
"Kami berharap para seniman ini tetap menjadi mitra kami di Dinas Kebudayaan untuk bersama-sama urun serta dalam pemajuan kebudayaan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Wayan 'Kun' Adnyana saat beramah-tamah dengan seniman penerima Penghargaan Seni Dharma Kusuma, di Denpasar, Rabu.
Kun Adnyana menambahkan, dari 14 nama yang diusulkan pemerintah kabupaten/kota se-Bali, akhirnya untuk 2019 ditetapkan sembilan seniman dari berbagai bidang seni sebagai penerima penghargaan seni tertinggi tingkat Provinsi Bali itu.
Sembilan penerima penghargaan tersebut adalah I Wayan Suweca (seniman karawitan dari Kota Denpasar), I Nyoman Erawan (seniman lukis dari Sukawati, Kabupaten Gianyar), I Made Suarsa (seniman sastra dari Kabupaten Gianyar), AA Bagus Sudarma (seniman tari dan pahat dari Kabupaten Badung), I Made Arnawa (seniman karawitan dari Kabupaten Tabanan), I Made Bendi Yudha (seniman lukis dari Kota Denpasar), I Made Suyadnya (seniman drama dari Kabupaten Gianyar), I Ketut Pradnya (seniman undagi dari Kabupaten Bangli), dan Ida Bagus Dharma Santika Putra (seniman sastra dari Kabupaten Jembrana).
"Seniman yang menerima penghargaan ini, untuk pengusulannya melalui Dinas Kebudayaan Kabupaten/Kota maupun lembaga bidang kebudayaan yang terdiri dari perguruan tinggi, Listibya dan Majelis Desa Adat," ujarnya.
Selanjutnya usulan seniman tersebut, daftar riwayat hidupnya diverifikasi terkait dedikasinya, kontribusi dan juga hasil karya yang dicapai masing-masing kandidat.
"Setelah itu barulah dilakukan survei lapangan, apakah benar kandidat sudah berkarya, berkontribusi pada masyarakat. Dari diskusi dan beberapa kali rapat, akhirnya tim juri menentukan sembilan nama," ucapnya yang juga akademisi Institut Seni Indonesia Denpasar itu.
Meskipun Bali terbagi dalam sembilan kabupaten/kota, Kun Adnyana mengatakan tidak ada ketentuan bahwa satu kabupaten hanya satu seniman yang bisa menerima Penghargaan Dharma Kusuma. "Asal memenuhi syarat dan dipilih oleh juri, itu yang kami terima," katanya.
Yang jelas, lanjut Kun Adnyana, para seniman yang berhak meraih penghargaan ini penilaiannya terkait hasil dan proses berkesenian yang cukup panjang.
"Kita tahu mereka itu para tokoh, para pengabdi, para seniman, budayawan yang telah memiliki kontribusi dan dedikasi nyata pada pemajuan kebudayaan Bali. Oleh karena itu, kami akan selalu meminta pendapat untuk bisa berkontribusi dalam kegiatan pemajuan kebudayaan yang kami kelola di Disbud Bali," ucapnya.
Sembilan penerima Penghargaan Dharma Kusuma dari Pemprov Bali tersebut, selain mendapatkan piagam penghargaan dari Gubernur Bali Wayan Koster juga berhak menerima uang Rp11 juta dan medali emas seberat 20 gram.
"Semoga tahun depan seniman yang menerima penghargaan lebih banyak dan hadiahnya juga lebih besar," kata Kun Adnyana.
Anak Agung Bagus Sudarma, salah satu seniman penerima penghargaan menyatakan sangat berharap generasi muda untuk terus ikut melestarikan budaya sesuai dengan kegemaran masing-masing, bisa dalam seni rupa, seni tari, seni tabuh dan sebagainya.
Seniman tari yang juga seniman pahat ini juga menyoroti kecanggihan teknologi yang dinilainya turut meningkatkan kreativitas generasi muda dalam berkesenian.
Penghargaan Seni Dharma Kusuma diserahkan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster pada puncak peringatan Hari Jadi ke-61 Provinsi Bali di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar. Kemudian dilanjutkan dengan acara ramah-tamah dengan penerima penghargaan di Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.*