Denpasar (Antaranews Bali) - Otoritas Jasa Keuangan menyebutkan peningkatan penyerapan kredit perbankan paling besar di Bali terjadi di Kabupaten Buleleng yang mencapai 16,5 persen dari total realisasi pembiayaan selama semester pertama tahun 2018 sebesar Rp83,9 triliun.
"Di Buleleng, sektor terbesar diserap kredit bukan lapangan usaha mencapai 40,8 persen dan perdagangan besar dan eceran 40,3 persen," kata Kepala OJK Regional Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah di Denpasar, Senin.
Selain kabupaten di Bali Utara itu, kabupaten lain yang tertinggi penyerapan kredit yakni Klungkung 10,6 persen dan Bangli 7,7 persen.
Secara umum, Buleleng juga menduduki posisi tiga besar kabupaten di Bali yang menyerap realisasi kredit terbanyak setelah Denpasar dan Badung yang masing-masing menduduki posisi pertama dan kedua.
Di Denpasar, kata dia, paling banyak diserap sektor bukan lapangan usaha mencapai 37,8 persen, perdagangan besar dan eceran 26,7 persen dan ?penyediaan akomodasi, makan, dan minum 11,4 persen.
Untuk Badung, realisasi kredit paling banyak sektor bukan lapangan usaha 36,3 persen, perdagangan besar dan eceran 31 persen dan ?penyediaan akomodasi, makan, dan minum 14,3 persen.
"Penyaluran kredit Januari-Juni 2018 mencapai Rp83,9 triliun atau naik dari Desember 2017 yang mencapai Rp82,6 triliun," ucapnya.
Meski terjadi peningkatan realisasi kredit, OJK juga mencatat peningkatan kredit bermasalah atau "non-performing loan" (NPL) mencapai 3,73 persen atau terjadi kenaikan dari Desember 2017sebesar 3,42 persen.
Sektor-sektor penyumbang NPL itu yakni pertambangan dan penggalian, kegiatan usaha yang belum jelas batasannya dan jasa perorangan yang melayani rumah tangga.
OJK mengimbau perbankan untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit kepada calon debitur untuk menghindari peningkatan angka kredit bermasalah. (WDY)