Denpasar (Antaranews Bali) - Program pembangunan di Bali mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar 74,30 selama tahun 2017, sehingga Bali menempati posisi kelima setelah DKI Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan Timur dan Kepulauan Riau.
"IPM Bali selama tahun 2017 itu naik 0,65 persen atau tumbuh sebesar 0,88 persen dibanding tahun sebelumnya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, bayi yang lahir tahun 2017 memiliki harapan untuk dapat hidup hingga 71,45 tahun, lebih lama 0,05 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebelumnya anak-anak pada tahun 2017 berusia tujuh tahun memiliki harapan dapat menikmati pendidikan selama 13,21 tahun, lebih lama 0,17 tahun dibandingkan dengan tahun 2016.
Sementara itu penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidik selama 8,55 tahun, lebih lama 0,19 tahun dibandingkan tahun sebelumnya.
Masyarakat Bali pada 2017 dalam memenuhi kebutuhan hidup dengan rata-rata pengeluaran sebesar Rp13,57 juta kapita pertahun, meningkat Rp294.000 dibanding tahun sebelumnya.
Adi Nugroho menjelaskan, IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan dalam jangka panjang. Untuk itu terdapat dua aspek yakni kecepatan dan status pencapaian.
Pembangunan manusia Bali terus mengalami kemajuan selama periode 2010-2017. IPM Bali meningkat dari 70,10 pada tahun 2010 menjadi 74,30 pada tahun 2017.
Selama periode tersebut IPM Bali rata-rata tumbuh sebesar 0,84 persen per tahun dan selalu berada level "tinggi".
Adi Nugroho menambahkan, pencapaian pembangunan manusia diukur dengan memperhatikan tiga aspek yakni umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan serta standar hidup layak. Oleh sebab itu kenaikan IPM Bali mempunyai kaitan erat dengan ketiga komponen tersebut, ujar Adi Nugroho. (WDY)
IPM Bali posisi kelima tingkat nasional
Minggu, 27 Mei 2018 10:33 WIB