Denpasar (Antaranews Bali) - Komunitas Galang Kangin dalam perjalanannya selama 22 tahun menerbitkan sebuah buku bertajuk "Becoming" yang merangkul berbagai aktivitas seni sejak berdirinya tahun 1996 hingga memasuki tahun 2018.
"Buku yang merangkul catatan perjalanan komunitas Galang Kangin akan dibahas para seniman di Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, Minggu (8/4)," kata penata acara tersebut Putu Aryastawa di Denpasar, Sabtu.
Ia mengatakan buku Becoming merangkum berita terkait aktivitas komunitas Galang Kangin selama puluhan tahun, beberapa tulisan kurator pameran, catatan-catatan terpilih perihal capaian Galang Kangin, termasuk sejumlah kegiatan.
Diskusi buku tersebut juga terkait pameran karya terkini yang diselenggarakan di Museum Neka, Perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, 25 Februari hingga 24 Maret 2018.
Tampil selaku pembicara dalam pembahasan tersebut Drs Hardiman, MSi, pengajar Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Ganesha dan I Wayan Setem, SSn, MSn, dosen Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Kedua pembicara akan membahas soal keberadaan Galang Kangin dibandingkan komunitas-komunitas serupa yang ada di Bali atau di Tanah Air. Termasuk pula problematika yang membayangi sebuah kelompok seni rupa dalam merawat eksistensinya sebagai komunitas di satu sisi, dan capaian individu sebagai seniman dengan karya yang mempribadi di sisi yang lain.
"Becoming ini menunjukkan sebuah proses sebagai upaya keluar dari zona nyaman dan terutama memasuki wilayah kesadaran estetik seni masa kini," ujar Hardiman selaku editor buku serta beberapa kali dipercaya menjadi kurator pameran Galang Kangin.
Dialog akan menghadirkan pula para seniman anggota Komunitas Galang Kangin, antara lain Made Supena dan Galung Wiratmaja.
Mereka sedianya berbagi pengalaman bagaimana mengelola kebersamaan komunitas kreatif dengan berbagai latar anggotanya yang boleh dikatakan berbeda serta memiliki kecenderungan perkembangan gaya lukisnya masing-masing.
Peristiwa kali ini sekaligus pula menandai upaya Galang Kangin yang tengah mempersiapkan satu pameran retrospektif yang diharapkan dapat mencerminkan dinamika sepanjang 22 tahun ini.
Made Supena mengungkapkan bahwa kehadiran buku Becoming sekaligus pameran mereka di Museum Neka sebelumnya mencerminkan eksistensi Komunitas Galang Kangin dalam berkarya.
Ia juga menyatakan sebagai sebuah kelompok seni rupa, Galang Kangin telah melakukan regenerasi sejak lama sebagai upaya mempertahankan keberadaan komunitas itu.(WDY)