Bangli, (Antaranews Bali) - Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali membina sejumlah pengrajin Kabupaten Bangli, diantaranya I Ketut Suda (pengrajin alat musik Hand Pan asal Desa Susut), dan Ni Luh Adiari (pengrajin keripik merk Keripik Santi asal Desa Tiga).
"Produk Keripik Santi ini sangat menjanjikan di pasaran. Apalagi banyak jenis keripik yang diproduksi, seperti keripik berbahan kacang ijo, kacang merah, kedelai dan kacang tanah. Jadi banyak variasi rasa dan rasanya pun enak," kata Ketua Dekranasda Bali Ayu Pastika di Bangli, Kamis.
Menurut dia, bisnis itu menjanjikan. "Cocok untuk bekal pensiun nanti," kelakar Ayu Pastika, istri Gubernur Bali Mangku Pastika, yang sebentar lagi akan menyelesaikan baktinya setelah dua periode memimpin Bali.
Sementara itu, wakil ketua II Dekranasda Bangli Ida Ayu Suardini Giri Putra saat mendampingi Ayu Pastika, mengimbau pengrajin Ni Luh Adiari agar bisa mempertahankan kebersihan serta kualitas produk Keripik Santi. Selain itu menekankan agar menghindari pemakaian bahan kimia dalam produk, terutama pengawet, pemanis maupun pewarna.
"Kami minta kebersihan dan kualitas keripik santi bisa ditingkatkan. Terutama dalam kemasan, harus bisa dibuat lebih menarik lagi. Kan sangat mungkin, produk keripik ini bisa dijadikan oleh-oleh khas Bangli," tambah Ida Ayu.
Pengrajin Ni Luh Adiari mengaku mulai merintis usaha keripik sejak tahun 2001. Ia mengaku usahanya berkembang pesat sejak tiga tahun belakangan.
Jenis keripik yang diproduksi, ada yang berbahan dasar kacang ijo, kacang merah, kedelai dan kacang tanah. Dalam kondisi normal bisa memproduksi sampai 100 Kg bahan baku, sedangkan saat hari raya, bisa memproduksi sampai 200 Kg.
"Untuk penjualan, ia mengaku saat ini tidak ada kendala, karena sudah memiliki pelanggan tetap. Ada yang ambil langsung ke sini, ada juga kami yang diantar. Tergantung pelanggan," katanya. Ia pun menjamin produk keripik yang ia buat sangat aman untuk kesehatan, karena tidak menggunakan bahan kimia, pengawet maupun pemanis.
Saat berkunjung ke pengrajin alat musik I Ketut Suda, Ayu Pastika mengaku terkesima dengan produk alat musik Hand Pan. "Alat musik ini sangat khas, unik dan bernilai seni tinggi. Karena tidak semua orang bisa memainkannya. Saya baru pertama kali melihat alat musik jenis ini," katanya.
Ayu Pastika meminta Ketut Suda lebih sering ikut pameran dan Dekranasda Provinsi Bali sehingga alat musik hand pan bisa lebih dikenal banyak orang.
I Ketut Suda menjelaskan, saat ini pemasaran produknya lebih banyak menyasar pasar luar seperti Amerika, Prancis dan Jerman. Ia mengaku musik Hand Pan kurang mendapat sambutan di pasar lokal. Rata-rata penjualan per bulan mencapai 15 unit dengan harga Rp3,5 juta per unit.
Untuk satu unit hand pan pengerjaanya menghabiskan waktu lima sampai enam hari. Kendalanya adalah memunculkan nada yang sesuai, sehingga menghabiskan waktu cukup lama.
Ia pun mengatakan, hand pan lebih banyak digunakan untuk mengiringi kegiatan yoga, sedangkan pelanggan yang memesan hand pand kebanyakan wanita.
Dekranasda Bali bina pengrajin Bangli
Selasa, 27 Maret 2018 20:22 WIB