"Kami masih menyambut mereka, silahkan datang khususnya di delapan kabupaten/kota masih cukup aman," kata Ketua Asita Bali Ketut Ardana di Denpasar, Kamis.
Berdasarkan informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang mengeluarkan rekomendasi untuk daerah tidak aman berjarak sembilan kilometer dari kawah puncak Gunung Agung dan ditambah perluasan sektoral sejauh 12 kilometer.
Menurut dia, hingga saat ini pelayanan pariwisata masih berlangsung normal apalagi sebagian besar objek wisata hingga akomodasi wisata berada di Kabupaten Badung, Gianyar dan Denpasar yang jauh dari kawasan rawan bencana itu.
Ardana menambahkan pihaknya telah menjalin komunikasi intensif kepada mitra kerja di luar negeri termasuk perwakilan negara asing di Bali terkait situasi gunung berapi itu dengan berdasarkan informasi akurat dari instansi berwenang.
Hal itu untuk menangkal kabar bohong yang banyak beredar terutama di media sosial yang memberikan kabar yang tidak akurat dan melebih-lebihan terkait status awas Gunung Agung.
Salah satu perwakilan negara asing yang sudah menjalin komunikasi yakni Konsulat Jenderal China di Denpasar, mengingat wisatawan negeri panda itu kini menduduki posisi tertinggi kunjungan turis asing di Bali.
Ardana mengakui pihaknya menerima beberapa pembatalan kunjungan ke Bali seperti grup turis berjumlah 16 orang dari Thailand yang rencananya berkunjung pada Oktober 2017.
Namun ia menilai pembatalan tersebut secara umum masih relatif kecil yang berkisar dua hingga tiga persen.
Pembatalan itu, lanjut dia, sebagian besar karena informasi yang diterima tidak akurat atau informasi "hoax" di media sosial sehingga berdampak terhadap kunjungan wisatawan itu.
"Itu karena informasi yang simpang siur, malah rekan kami di China mengatakan Gunung Agung sudah meletus, padahal tidak," ucapnya. (Dwa)