Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah Indonesia melalui Ditjen
Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
mulai mempersiapkan strategi untuk pelaksanaan Conference of the
Parties (COP)-23 United Nation Framework Convention on Climate Change
(UNFCCC) di Bonn, Jerman, 6-17 November 2017.
Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian
LHK, Nur Masripatin dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta,
Minggu, mengatakan pertemuan COP kali ini agak berbeda dengan
sebelumnya, yaitu satu konferensi dalam konsep dua zona (One Conference,
Two Zones Concept), dengan dua agenda utama COP-23 yaitu perundingan
(negosiasi) dan nonperundingan.
"Secara umum, misi delegasi Indonesia pada COP-23 yaitu memastikan
kepentingan Indonesia terakomodir dalam hasil pembahasan pengaturan
rinci 'Modality, Procedure, and Guidelines' (MPGs) untuk pelaksanaan
Paris Agreement," kata Nur.
Beberapa persiapan yang telah diakukan oleh Ditjen PPI KLHK selaku
National Focal Point (NFP) antara lain yaitu, pembentukan tim
negosiator, tim sekretariat delegasi Republik Indonesia, tim paviliun
RI, penyiapan kantor delegasi RI, penyiapan side event Indonesia
dengan tema "Forest and Land Sector", penyusunan dan penyampaian submisi
Indonesia, penyusunan posisi delegasi RI dan pedoman delegasi RI, yang
telah dimulai sejak Juni 2017.
Terkait dengan pembuatan paviliun, Nur juga berpesan agar bisa
diselaraskan dengan misi delegasi Indonesia dalam negosiasi, dan kepada
para pemangku kepentingan terkait diharapkan dapat berbagi informasi
mengenai data dan hasil analisis teknis untuk mendukung negosiasi
tersebut.
Persiapan Paviliun Indonesia juga disampaikan oleh Staf Ahli Menteri
LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Agus Justianto, yang menyebutkan
tema paviliun kali ini yaitu "A Smarter World: Green Solutions for A
Changing Climate". Tema ini menggambarkan komitmen, kesiapan, dan
kesanggupan Indonesia dalam memberikan solusi untuk perubahan iklim
global, melalui aksi nyata dan mendorong masyarakat dunia yang lebih
cerdas.
"Tema tersebut dibagi kembali dalam empat sub tema yaitu, strategi, perencanaan, implementasi, dan telaahan," jelas Agus.
Agus juga menambahkan bahwa materi paviliun juga akan diperkaya
dengan isu-isu dalam pojok iklim yang rutin dilaksanakan oleh KLHK,
seperti energi alternatif, ketahanan perubahan iklim, partisipasi
publik, instrumen kebijakan, praktek di lapangan, restorasi ekosistem,
instrumen ekonomi dan keuangan, dan "blue carbon". (WDY)
Indonesia Mulai Lakukan Persiapan untuk COP-23
Minggu, 9 Juli 2017 11:27 WIB