Jakarta (Antara News) - Dua orang pria yang pernah dijuluki "New Hope" (Harapan Baru) oleh media massa duduk akrab menghadap Kebun Raya Bogor seluas 87 hektare sambil menikmati teh hangat ditemani rintik-rintik hujan.
Adegan itu terjadi di restoran Grand Garden Cafe, Bogor pada Jumat (30/6) yang diperankan oleh Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat ke-44 Barack Obama.
Keduanya pernah bertemu pada 26 Oktober 2014 di Gedung Putih Washington DC Amerika Serikat, saat Obama masih menjabat sebagai Presiden. Kunjungan Presiden Jokowi saat itu hanya berselang enam hari setelah ia dilantik sebagai Presiden Indonesia 20 Oktober 2014.
Namun, pertemuan kali ini punya nuansa yang berbeda yaitu sebagai kunjungan informal. Obama yang sedang berlibur ke Indonesia namun tetap ingin memenuhi undangan Presiden Jokowi untuk minum teh sambil menyantap makanan yang juga pernah dirasakan Obama kecil: bakso.
"Menurut yang menyajikan, baksonya dilahap habis," kata Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin di Istana Bogor.
Selain bakso dan teh hangat, pihak istana juga menyediakan kudapan berupa jajanan pasar yaitu onde-onde, talam ubi, kue mangkok, panada cakalang dan lemper ayam.
Bakso adalah makanan pembuka sedangkan makanan utama yaitu sate dan nasi goreng juga telah tersedia, namun sayang saat akan disajikan Obama sudah harus meninggalkan restoran tersebut.
Meski tidak sempat menikmati makanan "favoritnya" di Bogor, namun Obama jelas menikmati perbincangannya dengan Presiden Jokowi. Obama pun tampak santai dengan mengenakan kemeja biru lengan panjang yang lengannya sedikit digulung dipadu dengan celana hitam, sedangkan Presiden Jokowi memakai kemeja putih seperti biasanya.
"Obama dijadwalkan meninggalkan Istana Bogor pada pukul 16.15 WIB namun karena pembicaraan akrab dan hangat, Obama baru meninggalkan istana pada 16.30 WIB," ungkap Bey yang menambahkan bahwa awalnya percakapan terjadi di teras restoran yang terbuka namun baru 10 menit mengobrol, hujan turun sehingga keduanya pindah ke balkon restoran yang terlindung atap.
Meja keduanya pun jauh dari meja-meja tamu lainnya. Meja itu langsung menghadap ke air mancur dan pepohonan rimbun di Kebun Raya Bogor sehingga pembicaraan keduanya tidak diketahui pihak lain, termasuk Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan putranya Kaesang Pangarep yang ikut menyambut Obama.
Alamlah yang menjadi saksi pembicaraan Presiden Jokowi dan Barack Obama.
Wisata Alam
Alam Indonesia juga yang dipilih oleh Obama, istrinya Michelle Obama dan kedua putri mereka Malia Ann dan Sasha untuk berlibur mulai 23 Juni 2017. Turut serta juga dalam rombongan tersebut adik tiri Obama yang memiliki darah Indonesia: Maya Kasandra Soetoro.
Destinasi wisata pertama adalah Pulau Bali yang memang dikenal dengan keindahan alam dan budayanya. Salah satu objek wisata yang dikunjungi pada Minggu (26/6) adalah Jatiluwih di Kabupaten Tabanan, dengan pemandangan sawah bertingkat-tingkat dan telah dikukuhkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
Obama dan keluarganya menikmati berjalan kaki di atas pematang sawah di kawasan Catur Angga Batukaru sejauh 500 meter. Sebelumnya, Obama dan rombongan juga mengunjungi Museum Agung Rai Museum of Arts (ARMA) di Perkampungan Seniman Ubud yang disambut ratusan penari.
Keesokan harinya yaitu pada Senin (27/6), Obama dan keluarga berarung jeram dengan menyusuri Sungai Ayung Banjar Dinas Karang Dalem I di Desa Bongkasa Pertiwi di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.
Obama, Michelle, Malia Ann dan Sasha ikut bermain arung jeram dalam satu perahu karet. Arung jeram tersebut berakhir tepat di bagian belakang Hotel Four Seasons di Desa Sayan, Ubud, hotel tempat keempatnya menginap.
Pada Selasa (28/6), mereka mengunjungi Tirta Empul di Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, berdekatan dengan Istana Kepresidenan Tampaksiring.
Kawasan suci Tirta Empul, Tampaksiring berlokasi sekitar 65 kilometer dari timur Denpasar itu memiliki sebanyak 30 pancuran yang airnya mengalir jernih tidak pernah henti, bermuara ke Sungai Pekerisan untuk mengairi ribuan hektare lahan persawahan yang berhilir di Pantai Lebih dan Pantai Keramas, Kabupaten Gianyar.
Setelah puas menikmati alam Bali, Obama dan rombongan pun terbang ke Yogyakarta dan menginap di hotel Tentrem, Yogyakarta yang dapat melihat langsung pemandangan Gunung Merapi.
Pada sore harinya, ia bersama keluarga mengunjungi Candi Borobdur lewat pintu barat (Kenari). Saat masih kecil Obama mengaku pernah berkunjung ke Borobudur, apalagi sang ibu pernah melakukan penelitian di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, sedangkan bagi keluarganya, ini kali pertama mereka ke Candi Buddha terbesar di dunia tersebut.
Tidak hanya Borobudur, Obama juga mengajak keluarganya melihat langsung kompleks Candi Prambanan pada Kamis (29/6). Mereka nampak berjalan kaki beriringan saat memasuki pelataran Kompleks Candi Prambanan melalui gapura pagar sisi selatan.
Obama beserta rombongan juga terlihat meniti tangga naik bangunan candi utama, yakni Candi Brahamana, melalui pintu sisi timur, dan beberapa menit kemudian nampak keluar dan berkelilng di bangunan candi.
Malia dan Sasha bahkan sempat mengunjungi kompleks Taman Sari pada Kamis sore. Kompleks Taman Sari memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan 57 bangunan berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun danau buatan.
Tentu selain menikmati wisata alam dan budaya Indonesia, Obama menyempatkan diri untuk makan di restoran setempat misalnya di Restoran Bumi Langit di Jalan Imogiri-Mangunan Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Berbagai makanan yang disajikan untuk keluarga Obama layaknya makanan rumahan seperti urap Bali, sup ikan gurame, mi goreng khas Bantul atau dikenal dengan mi lethek kemudian ada sambal terong. Sedangkan minuman yang disajikan adalah minuman fermentasi dengan daun sereh. Makan disajikan dalam model prasmanan dengan kisaran harga Rp20.000 sampai Rp50.000 per porsi.
Restoran lain yang berkesempatan dicicipi Obama adalah Sasanti Resto Jogja Jalan Palagan Tentara Pelajar KM 8 Yogyakarta.
Obama dan rombongan makan malam di restoran tersebut dengan menu nasi campur nusantara yaitu nasi tumpeng yang terdiri atas nasi merah, kuning dan putih dengan dikelilingi beragam lauk khas Bali, Sulawesi, Padang dan Jawa serta tahu, tempe.
Michelle Obama memesan nasi goreng kampung yang merupakan nasi goreng biasa yang dihidangkan dengan campuran cabai, bawang merah, daging ayam, kerupuk dan telur. Sementara kedua puterinya memesan chicken salad dan dill chicken salad.
Kenangan
Barack Obama memang memiliki kenangan sendiri terhadap Indonesia, khususnya Jakarta. Ia pernah tinggal di Jakarta pada 1967-1971 bersama ibunya, Ann Dunham karena Ann menikah dengan seorang pria asal Indonesia Lolo Soetoro.
Ia bersekolah di SD Santo Fransiskus Asisi di Tebet selama 3 tahun dan pindah ke SD Negeri Menteng 1 (SD Besuki) di Menteng hingga berusia 10 tahun. Ia bergaul dengan teman sebayanya, bermain sepeda dan menikmati jajanan makanan khas Indnonesia. Obama, terdaftar di sekolahnya dengan nama Barry Soetoro.
Sesungguhnya kedatangan Obama ke Jakarta juga bukan yang pertama seusai masa kecilnya. Obama pernah datang ke Jakarta pada 2010, saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintah.
Dalam pidatonya pada 2010, ia masih bisa mengingat dan bercerita mengenai toko serba ada yang besar saat itu yaitu Sarinah, angkutan umum becak dan bemo, rumah yang memiliki pohon mangga, pengalaman menerbangkan layang-layang, berjalan di sepanjang pematang sawah, menangkap capung, membeli sate dan bakso dari pedagang kaki lima serta senyum masyarakat Indonesia.
Lantas bagaimana saat ini? Apa yang diingat Obama mengenai Indonesia dan keindahan alam serta keramahan masyarakatnya dalam liburannya selama seminggu ini?
Mungkin Obama akan menyampaikannya hal itu saat berpidato dalam kongres ke-4 Indonesia Diaspora Network di Kota Kasablangka pada Sabtu (1/7). Dalam kongres tersebut, Obama rencananya menyampaikan pandangannya mengenai "Bersinergi Membangun Negeri" yaitu terkait persoalan globalisasi dan pluralisme.
Globalisasi sewajarnya tidak menghilangkan kenangan Obama mengenai pluralisme yang dimiliki Indonesia. (*)
----------
*) Penulis adalah wartawan LKBN Antara di Jakarta, alumni UI dan Universitas Paramadina.