Malang (Antara Bali) - Sedikitnya 5.000-10.000 sekolah negeri dan swasta
pada tahun ini mendaftarkan diri untuk menerapkan sistem "Full Day
School" yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof
Muhadjir Effendy pertengahan tahun ajaran 2016.
"Sebenarnya pada tahun ini pagu sekolah yang ditargetkan bisa
menerapkan sistem full day school hanya 1.200 hingga 1.500 sekolah,
namun yang mendaftar dan siap menerapkannya mencapai 5.000 hingga 10.000
sekolah, baik negeri maupun swasta," kata staf khusus Mendikbud bidang
komunikasi publik, Nasrullah di sela Focus Groups Discussion (FGD)
Penguatan Media dalam Mensosialisasikan Kebijakan Mendikbud di Malang,
Jawa Timur, Sabtu.
Ia mengakui konsekuensi diterapkan dull day school tersebut harus
ada penambahan fasilitas di lingkup sekolah. Penambahan fasilitas umum
dis keolah tersebut menggunakan dana hibah untuk penguatan karakter.
Namun demikian, kucuran dana tersebut tetap disesuaikan dengan kebutuhan
dan masih diverifikasi.
Pada awal penerapan full day school tahun lalu, lanjutnya,
sekolah-sekolah yang menjadi percontohan sebanyak 540 sekolah tersebut
mendapatkan dana hibah murni. "Targetnya tahun 2019, seluruh sekolah
negeri maupun swasta sudah menerapakan full day school tersebut,"
katanya.
Menyinggung banyaknya keluhan orang tua karena dalam penerapan full
day school hari Sabtu libur dan anak-anaknya lebih banyak bermain di
luar rumah, Nasrullah mengatakan memang diperlukan kerja sama antara
orang tua dan pihak sekolah.
"Jangan karena sudah full day school, anak-anak libur terus
dibiarkan tanpa ada pengawasan. Tujuan dari full day school ini, di
antaranya agar orang tua dan anak-anak memiliki waktu bersama (family
time) dan itu tidak harus berbiaya mahal, apa yang dilakukan dan
dikerjakan orang tua bisa dikerjakan bersama anak-anak, katanya.
Sementara itu, dalam FGD tersebut Nasrullah mengemukakan ada empat
program prioritas Kemendikbud yang bakal dituntaskan adalah meningkatkan
pendidikan yang berkeadilan melalui Program Indonesia Pintar dengan
Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang didistribusikan bagi 1,6 juta anak,
termasuk di daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3D).
Prioritas kedua adalah penguatan pendidikan karakter, selanjutnya
adalah meningkatkan tenaga kerja terampil melalui revitalisasi
pendidikan kejuruan dan keterampilan. Untuk penguatan vokasi tersebut,
ditaretkan ada 50 SMK Kelautan, 50 SMK Pariwisata, 100 SMK Pertanian,
220 Techmo Park, dan 1.540 SMK bekerja sama dengan industri.
Dan, prioritas keempat adalah literasi. "Indonesia terlambat empat
tahun dalam bidang literasi ini. Contohnya, literasi yang saat ini
digunakan kelas 12 (3 SMA) seharusnya digunakan siswa kelas 8 (2 SMP).
"Rasio guru dan siswa pun juga tidak merata dan rata-rata guru
menumpuk di Jawa atau di lokasi tertentu. Oleh karena itu dalam waktu
dekat akan dilakukan ;Gerakan literasi di Sekolah, " urainya. (WDY)
10.000 Sekolah Daftar Terapkan "Full Day School"
Sabtu, 18 Maret 2017 20:43 WIB