Denpasar (Antara Bali) - Dewan Pimpinan Pusat Partai Golongan Karya (DPP Golkar) mendorong pengurus dan kader di daerah untuk melakukan sosialisasi politik guna mempersiapkan tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Bali tahun 2018.
"Saya mendorong para kader dan pengurus Partai Golkar untuk mempersiapkan segala tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bali 2018," kata anggota Dewan Pakar DPP Partai Golkar Gede Sumarjaya Linggih saat dikonfirmasi, Kamis.
Sumarjaya Linggih menjelaskan sesuai mekanisme dan kebiasaan yang terjadi di internal partai berlambang pohon beringin, bahwa proses penentuan calon, baik calon gubernur (cagub) atau calon wakil gubernur (cawagub) di Pilkada ditentukan melalui mekanisme survei. Termasuk dalam penerbitan rekomendasi, DPP atas usulan pengurus di DPD akan mengeluarkan rekomendasi cagub dan cawagub dalam satu paket.
Sumarjaya Linggih yang akrab dipanggil Demer menyatakan bahwa dari pengalaman sebelumnya, maka Pilkada Bali diperkirakan diselenggarakan pada Juni 2018, karena itu tahapan baru akan digelar bulan Pebruari 2018.
"Kalau dari pengalaman yang sudah-sudah, persiapan biasanya bisa antara dua sampai enam bulan sebelum tahapan KPU dimulai atau sekitar Agustus 2017," ujar Demer yang juga anggota Komisi VI DPR-RI itu.
Sehingga dengan masih adanya waktu yang cukup, dan meskipun dari jajaran pengurus di DPD I dan DPD II Partai Golkar Bali telah mendeklarasikan Ketua DPD Partai Golkar Bali Ketut Sudikerta sebagai Cagub Bali di Pilkada mendatang,
Demer menyatakan tidak ada masalah jika saja ada kader-kader potensial di Golkar juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menjadi kandidat calon.
"Tentu hasil akhirnya harus melalui banyak tahapan dan mekanisme. Sehingga dengan suara Golkar adalah suara rakyat, maka dengan membuka ruang hak dan kesempatan," katanya.
Demer lebih lanjut mengatakan bahwa ada banyak indikator atau parameter bagi calon Golkar di Pilkada Bali. Pertama, selain tingkat elektabilitas yang baik, juga faktor lain seperti kesiapan pendanaan, kesehatan, hukum, dan lainnya.
"Sehingga jangan sampai Golkar yang mengutamakan suara rakyat ini masih memiliki kesan sebagai partai yang dikuasai oleh perorangan atau kelompok tertentu. Sehingga dengan makin banyaknya kader yang melakukan sosialisasi, maka akan banyak pilihan yang bisa disiapkan di Pilkada Bali mendatang. Kalau satu tidak siap, ada pilihan lainnya" ujarnya. (WDY)