Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia mengharapkan aplikasi Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis (SiGapura) menjadi acuan pelaku bisnis di Provinsi Bali agar dapat menahan laju inflasi.

"Kami berharap laman SiGapura ini juga memberikan manfaat kepada masyarakat, baik petani, pedagang, akademisi, maupun regulator, dalam menetapkan kebijakan pangan sehingga bisa lebih mengendalikan inflasi," kata Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Azka Subhan dalam pelatihan SDM di Denpasar, Kamis.

Pertemuan bertajuk "Capacity Building" tersebut dihadiri peserta dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dari beberapa kabupaten/kota di Bali.

Saat ini, kata laman SiGapura memuat harga 73 komoditas yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali dengan memantau 17 pasar yang meliputi 15 pasar tradisional dan dua toko modern.

Informasi harga komoditas itu dipantau oleh kontributor dari dinas terkait yang diperbaharui sebelum pukul 12.00 Wita.

Pada tahun ini, laman informasi harga komoditas www.sigapura.org itu telah dilengkapi dengan penambahan informasi harga pada level produsen dan distributor.

Ia mengharapkan masyarakat dapat mengakses Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) SiGapura tersebut sehingga mereka dapat mengetahui harga yang mengalami gejolak, termasuk bagi pemangku kebijakan untuk menyikapi apabila komoditas tersebut mengalami penaikan harga. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016