Denpasar (Antara Bali) - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengunjungi lokasi konservasi gajah "Bali Elephant Camp" di Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, dalam rangkaian kunjungan kerja ke Provinsi Bali.

"Kami ingin melihat salah satu lokasi konservasi gajah di `Bali Elephant Camp`, termasuk juga lingkungan sekitar konservasi yang dinilai mampu memberdayakan warga masyarakat," kata Ketua Komisi IV DPR-RI Edhy Prabowo, saat memimpin rombongan anggota DPR RI di Carangsari, Bali, Kamis.

Ia mengatakan dengan adanya lokasi konservasi bagi binatang gajah yakni "Bali Elephant Camp (BEC)", maka diharapkan satwa gajah akan mampu lestari dan memberi manfaat kepada kehidupan masyarakat. Terlebih konservasi tersebut berada di Pulau Bali, sehingga wisatawan yang berlibur bisa mengunjungi tempat tersebut.

"Di tempat konservasi itu, para wisatawan bisa menyaksikan binatang gajah tersebut, mulai dari perawatan dan pemeliharaan, hingga turis yang ingin naik di gajah tersebut, dengan program wisata," ucap politikus Partai Gerindra.

Didampingi salah seorang anggotanya Anak Agung Bagus Adhi Mahendra Putra, Edhy Prabowo mendorong pemerintah agar terus memberikan dukungan dalam konservasi tersebut, sehingga satwa yang dilindungi dapat berkembang biak.

"Kami mendukung langkah yang dilakukan oleh perusahaan swasta untuk melakukan konservasi binatang gajah, sebab keberadaan binatang itu di Tanah Air terus mengalami penurunan, akibat semakin sempit lahan untuk habitat binatang tersebut," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, berharap kepada pemerintah dan instansi terkait terus melakukan pengawasan dan pemantauan terhadap lokasi konservasi satwa yang dilindungi, termasuk konservasi yang ada di Pulau Dewata.

Sementara itu, Anak Agung Adhi Mahendra mendukung upaya adanya lokasi konservasi gajah di Bali, karena selain melakukan upaya pengembangbiakan, namun akan menjadi salah satu objek wisata sebagai khazanah objek wisata alam, seni dan budaya Pulau Dewata.

"Saya mendukung upaya yang dilakukan BEC dalam pelestarian satwa yang dilindungi undang-undang tersebut. Memang habitat alamnya sebagian besar ada di daerah Sumatera, tetapi berkat kerja keras pemerintah melalui Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) bekerja sama dengan perusahaan swasta, maka habitat gajah diharapkan lestari dan berkembang," katanya.

Pemilik BEC, IGA Agung Inda Trimafo Yudha mengatakan "True Bali Experience" adalah perusahaan swasta pariwisata berbasis petualangan alam, konservasi dan agrowisata. Perusahaan "Bali Elephant Camp" berdiri tahun 2005 bekerja sama dengan pemerintah di tingkat pusat, khususnya di Kementerian Kehutanan dan KSDA.

"Kami menjadi `partner` diberikan hak untuk menjadi balai konservasi yaitu binatang gajah. Di konservasi ini terdapat sebanyak 13 gajah diadopsi dari Riau dan Lampung dengan misi utama merawat, melakukan konservasi, dan membantu proses regenerasi gajah," katanya.

Karena Bali merupakan gerbang pariwisata internasional, maka pemerintah memberikan kesempatan memperkenalkan hewan langka ini kepada dunia melalui Bali Elephant Camp.

"Dalam mengemban misi utama tersebut, kami sudah berhasil mengembangbiakan dua bayi gajah yang lahir di Bali Elephant Camp ini," ucapnya.

Dari tahun 2005, kata Inda Trimafo, pihaknya berusaha merawat gajah yang datang dalam usia cukup muda tersebut. Hal itu berhasil dilakuka dan dibuktikan dengan berkembangbiaknya gajah.

"Salah satu ciri gajah yang hidupnya bahagia adalah bisa berkembangbiak seperti yang dialami gajah di Bali Elephant Camp. Bayi gajah pertama lahir bulan Agustus, dan bayi gajah kedua lahir padaNovember 2016. Selain itu di konservasi kami saat ini ada juga dua gajah sedang hamil," katanya. (I020)

Pewarta:

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016