Roma (Antara Bali) - Para arkeolog yang menggali sebuah biara
di kota kecil Lucca, Tuscany, Italia, menemukan gigi palsu unik berusia
400 tahun yang tampaknya merupakan pendahulu jembatan gigi modern.
Ia mengatakan bahwa gambaran
perangkat gigi abad 16 dan 17 serupa dengan perkakas yang digunakan
bangsa Etruska lebih dari 2.500 tahun yang lalu.
Meski tidak mengetahui siapa yang mengenakannya, para peneliti yakin gigi palsu itu sepenuhnya fungsional.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Perkakas
yang terdiri atas lima gigi, tiga gigi seri sentral dan dua gigi taring
lateral dalam urutan yang secara anatomi salah. Gigi-gigi yang
dikaitkan bersama dengan pengikat emas tersebut milik individu yang
berbeda.
Untuk membuat gigi palsu tersebut, ujung akar masing-masing gigi dihilangkan dan bagian akarnya dipotong memanjang.
"Gigi-gigi itu lalu diluruskan dan lapisan emas tipis dimasukkan ke celahnya," kata Simona Minozzi dan Valentina Giuffra dari divisi paleopatologi Pisa University dalam jurnal Clinical Implant Dentistry and Related Research.
"Gigi-gigi itu lalu diluruskan dan lapisan emas tipis dimasukkan ke celahnya," kata Simona Minozzi dan Valentina Giuffra dari divisi paleopatologi Pisa University dalam jurnal Clinical Implant Dentistry and Related Research.
"Pemindaian
Micro-CT menunjukkan adanya dua pin emas kecil yang dimasukkan ke tiap
gigi menyilang akar, dan memasang gigi ke pengait emas internal," kata
para peneliti.
Gigi palsu itu dipasang pada gigi individual
lewat ujung berbentuk dua huruf S yang memiliki dua lubang kecil. Tali
kemungkinan digunakan supaya gigi palsu tetap berada di tempat.
Menggunakan
bantuan mikroskop elektron, para peneliti menemukan lapisan emas
tersebut terbuat dari emas 73 persen, perak 15,6 persen dan tembaga 11,4
persen.
Alat untuk menahan gigi di satu tempat
pernah digambarkan ahli bedah Prancis Ambroise Pare (1510-1590) yang
menjadi dokter bedah untuk sejumlah raja Prancis dan juga Pierre
Fauchard (1678-1761) yang disebut bapak kedokteran gigi modern.
Tetapi, hingga saat ini belum ada bukti langsung yang ditemukan mengenai awal pembuatannya.
Tetapi, hingga saat ini belum ada bukti langsung yang ditemukan mengenai awal pembuatannya.
"Ini
merupakan bukti arkeologi pertama gigi paksu menggunakan teknologi
pengikat emas untuk penggantian gigi yang hilang," kata Minozzi kepada
Discovery News.
"Gigi palsu emas ini jauh lebih rumit karena ada lapisan emas di dalam akar gigi dan gigi diblok dengan pin emas," kata Minozzi.
Gigi palsu yang ditemukan di biara S. Francesco di Lucca selama penggalian dua makam batu besar berisi jasad keluarga Guinigi, keluarga berkuasa yang memerintah kota dari 1392 sampai 1429.
Gigi palsu yang ditemukan di biara S. Francesco di Lucca selama penggalian dua makam batu besar berisi jasad keluarga Guinigi, keluarga berkuasa yang memerintah kota dari 1392 sampai 1429.
Selama
bertahun-tahun, jasad penerus generasi dimakamkan di tempat itu
sehingga sulit menentukan tahun akurat asal alat tersebut.
"Beberapa
pecahan tembikar dan medali untuk pemujaan yang ditemukan di laporan
stratigrafis yang sama berasal dari abad ke-17," kata para peneliti.
Gigi
palsu itu ditemukan di antara sisa jasad 100 individu dan peneliti
tidak dapat menemukan rahangnya, jadi tidak tahu milik siapa perkakas
itu menurut Minozzi.
Minozzi dan koleganya berspekulasi orang tersebut mungkin kehilangan gigi karena pembusukan, infeksi gusi atau penuaan.
Hasil
penelitian pada 100 kerangka di dalam makam itu mengungkapkan bahwa
separuh dari mereka berusia 40 tahun lebih saat meninggal dan mungkin
banyak yang sakit gigi.
"Di antara aristokrat
Guinigi, keberadaan lubang gigi, periodontitis dan gigi yang hilang
lebih dari dua kali lipat dibandungkan di antara penduduk Tuscan," kata
Minozzi.
Meski tidak mengetahui siapa yang mengenakannya, para peneliti yakin gigi palsu itu sepenuhnya fungsional.
"Hitungan
deposit yang melimpah pada gigi dan logamnya menunjukkan itu dipakai
dalam waktu lama," kata Minozzi sebagaimana dikutip laman LiveaScience. (WDY)
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016