Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyesalkan adanya penyanderaan dua warga negara Indonesia (WNI) lagi di perairan Malaysia.
"Saya sudah bilang, saya bosan sebenarnya, sudah saya ingatkan jangan ke situ, jangan ke situ, masih ke situ juga," kata Menhan Ryamizard di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan pemerintah sudah mengingatkan warga negara Indonesia (WNI) berulang kali agar tidak melaut di perairan yang rawan penculikan.
"Kan dongkol lama-lama, sekali dua kali iya, kalau empat sampai lima kali begitu-begitu terus, memangnya kerjaan kita nongkrong di situ," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri telah mengimbau para anak buah kapal (ABK) di perairan Sabah, Malaysia tidak melaut hingga kondisi kondusif usai penculikan terhadap dua orang kapten kapal di kawasan tersebut.
Dua WNI diculik saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam sekitar 13-15 mil laut dari muara Kuala Kinabatangan Negeri Sabah, Malaysia.
Keduanya adalah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F.
Mereka berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya sudah bilang, saya bosan sebenarnya, sudah saya ingatkan jangan ke situ, jangan ke situ, masih ke situ juga," kata Menhan Ryamizard di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan pemerintah sudah mengingatkan warga negara Indonesia (WNI) berulang kali agar tidak melaut di perairan yang rawan penculikan.
"Kan dongkol lama-lama, sekali dua kali iya, kalau empat sampai lima kali begitu-begitu terus, memangnya kerjaan kita nongkrong di situ," ujarnya.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri telah mengimbau para anak buah kapal (ABK) di perairan Sabah, Malaysia tidak melaut hingga kondisi kondusif usai penculikan terhadap dua orang kapten kapal di kawasan tersebut.
Dua WNI diculik saat sedang menangkap ikan di wilayah terumbu Pengarus Perairan Kertam sekitar 13-15 mil laut dari muara Kuala Kinabatangan Negeri Sabah, Malaysia.
Keduanya adalah La Utu bin La Raali dari kapal SSK 00520F dan La Hadi bin La Adi dari kapal SN 1154/4F.
Mereka berasal dari Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016