Negara (Antara Bali) - Bertepatan dengan Hari Pahlawan, Desa Baluk, Kabupaten Jembrana membuka selubung monumen perjuangan untuk mengenang jasa pahlawan desa setempat.
"Pahlawan yang kami abadikan dalam bentuk monumen perjuangan adalah I Nyoman Nengga, yang gugur tahun 1945. Beliau adalah pejuang asal Desa Baluk," kata Kepala Desa atau Perbekel Baluk I Ketut Suasana, Kamis.
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, yang meresmikan monumen tersebut bersamaan dengan pembukaan kantor desa yang baru mengatakan, mengenang jasa pahlawan harus diimbangi dengan mencontoh dedikasi mereka terhadap bangsa dan negara.
Menurutnya, perjuangan pahlawan merupakan pegangan untuk memahami apa yang telah terjadi pada masa lalu, dan apa yang harus dilakukan pada saat ini dan masa mendatang.
Sedangkan untuk pembangunan kantor desa, ia memuji, aparat desa serta masyarakat setempat yang sudah menerapkan sistem swakelola.
Ia mengatakan, partisipasi masyarakat dengan sistem tersebut sangat penting, untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap fasilitas pemerintahan yang sudah dibangun.
"Dalam setiap pembangunan di desa, sudah seharusnya seluruh komponen setempat dilibatkan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan," katanya.
Namun ia mengingatkan, setelah memiliki kantor yang memadai, aparat desa harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Suasana mengatakan, kantor desa tersebut dibangun dengan dana Rp1,113 miliar yang anggarannya dilakukan bertahap sejak tahun 2014.
"Anggarannya bersumber dari Alokasi Dana Desa, bagi hasil pajak, serta bantuan pemerintah kabupaten. Dalam pembangunan ini, kami juga menyisakan ornamen dari bangunan kantor yang sudah ada sejak tahun 1966, seperti ornamen Garuda di bagian depan kantor," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pahlawan yang kami abadikan dalam bentuk monumen perjuangan adalah I Nyoman Nengga, yang gugur tahun 1945. Beliau adalah pejuang asal Desa Baluk," kata Kepala Desa atau Perbekel Baluk I Ketut Suasana, Kamis.
Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, yang meresmikan monumen tersebut bersamaan dengan pembukaan kantor desa yang baru mengatakan, mengenang jasa pahlawan harus diimbangi dengan mencontoh dedikasi mereka terhadap bangsa dan negara.
Menurutnya, perjuangan pahlawan merupakan pegangan untuk memahami apa yang telah terjadi pada masa lalu, dan apa yang harus dilakukan pada saat ini dan masa mendatang.
Sedangkan untuk pembangunan kantor desa, ia memuji, aparat desa serta masyarakat setempat yang sudah menerapkan sistem swakelola.
Ia mengatakan, partisipasi masyarakat dengan sistem tersebut sangat penting, untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap fasilitas pemerintahan yang sudah dibangun.
"Dalam setiap pembangunan di desa, sudah seharusnya seluruh komponen setempat dilibatkan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan," katanya.
Namun ia mengingatkan, setelah memiliki kantor yang memadai, aparat desa harus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Suasana mengatakan, kantor desa tersebut dibangun dengan dana Rp1,113 miliar yang anggarannya dilakukan bertahap sejak tahun 2014.
"Anggarannya bersumber dari Alokasi Dana Desa, bagi hasil pajak, serta bantuan pemerintah kabupaten. Dalam pembangunan ini, kami juga menyisakan ornamen dari bangunan kantor yang sudah ada sejak tahun 1966, seperti ornamen Garuda di bagian depan kantor," katanya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016