Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan tingkat inklusi keuangan masyarakat di Provinsi Bali hingga tahun 2019 mencapai 75 persen.

"Kami harap tahun 2019 rata-rata 75 persen masyarakat di Bali sudah inklusi keuangan," kata Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi di Denpasar, Selasa.

Saat ini, lanjut dia, pihaknya tengah mengadakan survei untuk memastikan tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat di Pulau Dewata.

Tidak hanya lembaga jasa keuangan yang diawasi OJK, kata Zulmi, juga lembaga keuangan lokal yang menyangkut kearifan lokal masyarakat setempat seperti LPD dan koperasi juga diakomodir dalam survei tersebut.

OJK mencatat berdasarkan hasil survei tahun 2013 menyebutkan bahwa tingkat literasi (pemahaman) keuangan masyarakat Bali masih tergolong rendah yakni 19,50 persen.

Sedangkan tingkat inklusi atau penggunaan masyarakat terhadap produk lembaga jasa keuangan sudah lebih baik yakni 71,30 persen.

Apabila dirinci, literasi masyarakat Bali terhadap perbankan mencapai 19,5 persen, inklusi (68,3 persen).

Untuk asuransi, tingkat literasi atau pemahaman masyarakat masih tergolong rendah yakni sebesar 17,3 persen dan tingkat inklusinya mencapai 19,5 persen.

Untuk pergadaian tingkat literasi mencapai 16,8 persen, inklusi (12,5 persen), pembiayaan literasi mencapai 9,8 persen, inklusi (7,8 persen), dana pensiun literasi mencapai 10,3 persen dan inklusi (0,5 persen).

Sedangkan untuk pasar modal tingkat literasi mencapai enam persen dan inklusi masih sangat rendah yakni 0,3 persen.

OJK bersama lembaga jasa keuangan terkait gencar melakukan sosialisasi dan edukasi mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016