Denpasar (Antara Bali) - Pameran bahan bangunan terbesar atau Building Technology Expo 2011 sebagai upaya memperkenalkan kepada masyarakat mengenai bahan-bahan bangunan yang berkualitas dan berstandar internasional.

"Pameran yang berlangsung hingga Minggu (27/2) diikuti 43 agen atau toko yang menyediakan bahan-bahan bangunan yang berkualitas tinggi," kata Direktur Utama PT Debindo Mitra Tama, selaku penyelenggara pameran, Dadan M.Kushendarman di Sanur, Kota Denpasar, Bali, Rabu.

Dikatakan, pameran ini menjadi ajang pertemuan para pemain industri bahan bangunan dan teknologi infrastruktur di Bali dan Nusa Tenggara.

"Kami senang mendapat dukungan semua pihak, termasuk Pemerintah Bali dalam mendorong pertumbuhan perkembangan infrastruktur di Pulau Dewata," katanya.

Menurutnya, kegiatan ini bertujuan memberikan informasi konprehensif mengenai perkembangan industri dan teknologi bahan pembangunan kepada masyarakat dalam dan luar negeri, khususnya pelaku yang konsentrasi terhadap lingkungan hidup.

"Bali merupakan tempat pertama kegiatan ini.  Acara serupa juga akan digelar di tiga kota, yaitu Surabaya, Jakarta dan  Makassar," ucapnya.       

Ia mengatakan, peserta kali ini meningkat dari pameran sebelumnya yaitu sebanyak 38 peserta.

Meningkatnya jumlah peserta, kata Dadan, menunjukkan para pelaku usaha di sektor bangunan material memiliki keinginan yang tinggi untuk menawarkan, mempromosikan dan memperkenalkan teknologi baru kepada masyarakat, khususnya Bali dan Nusra.

"Ini merupakan pameran terbesar. Para peserta hanya promosi tidak ada transaksi. Dengan teknologi baru kami harapkan bisa mendukung pembangunan di daerah ini yang menjadi destinasi internasional," katanya.

Terkait target pasarnya, ia mengatakan, akan menyasar pembangunan hotel, jalan, vila resort, dan fasilitas wisata lainnya. Sebab Bali sebagai tujuan wisata internasional kebutuhan di bidang pariwisata harus pertama dipenuhi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bali, I Dewa Putu Punia Asa mengatakan, sangat gembira dilaksanakanya pameran tersebut.

"Ini akan menjadi salah satu wahana promosi yang diharapkan dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif, khususnya dalam rangka pembangunan di wilayah Bali dan sekitarnya," kata Punia Asa.

Ia mengatakan, perkembangan industri pariwisata Bali salah satu menjadi pendukung dari usaha tersebut. Sebab, pengembangan pariwisata harus didukung sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai dan juga bertaraf internasional, seperti sarana dan prasarana harus andal dan memadai, air minum harus tersedia serta pengelolaan sampah yang baik.

"Dalam meningkatkan pariwisata tentu tidak terlepas dari jasa konstruksi yang turut mengembangkan teknologi yang kita miliki. Seperti 'Asta Kosala Kosali' (arsitektur tradisional Bali) dan ketersediaan bahan bangunan yang memadai," ucapnya.

Ia mengemukakan, era globalisasi menuntut pembangunan mengikuti norma standar pedoman kreteria yang berstandar internasional. Termasuk bahan bangunan harus memiliki standar ISO dan SNI guna memenuhi komoditi yang berkualitas internasional.

"Upaya tersebut tidak terlepas dari peran jasa penyedia barang," kata Punia Asa. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011