Negara (Antara Bali) - Pelatihan kepemimpinan yang disertai kegiatan outbond kepala desa dan lurah di Kabupaten Jembrana diprotes warga karena dianggap menghambat pelayanan.
"Saya jauh-jauh pulang kampung dari Denpasar untuk mengurus KTP, tapi sampai disini malah kepala desanya tidak ada," kata salah seorang warga yang ditemui di salah satu kantor desa di Kecamatan Negara, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan di Kebun Raya Bedugul tersebut harusnya bisa dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu sehingga tidak mengganggu pelayanan.
"Informasi dari petugas di desa, katanya kegiatan tersebut selama dua hari. Padahal hari ini saya harus kembali ke Denpasar," kata warga yang minta namanya tidak disebutkan ini.
Menurutnya, kegiatan Leadership Development Training and Outbond ini jadi terkesan sekedar rekreasi dan untuk kepentingan pribadi.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Jembrana I Nengah Ledang saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kepala desa dan lurah mengikuti program tersebut.
Ia mengatakan, program yang diikuti 51 kepala desa dan lurah tersebut merupakan kerjasama Pemkab Jembrana dengan pihak ketiga.
Menurutnya, peserta mendapatkan pembekalan tentang strategi kepemimpinan, komunikasi publik dan cara penanganan masalah yang muncul di desa/kelurahan.
Ia membantah jika kepergian kepala desa/lurah tersebut menyebabkan gangguan pelayanan, karena masih ada sekretaris desa yang bisa mewakili dalam memberikan pelayanan.
Untuk biaya kegiatan ini, ia mengatakan, dianggarkan di masing-masing desa Rp2 juta, sementara untuk lurah dibiayai instansinya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya jauh-jauh pulang kampung dari Denpasar untuk mengurus KTP, tapi sampai disini malah kepala desanya tidak ada," kata salah seorang warga yang ditemui di salah satu kantor desa di Kecamatan Negara, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan di Kebun Raya Bedugul tersebut harusnya bisa dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu sehingga tidak mengganggu pelayanan.
"Informasi dari petugas di desa, katanya kegiatan tersebut selama dua hari. Padahal hari ini saya harus kembali ke Denpasar," kata warga yang minta namanya tidak disebutkan ini.
Menurutnya, kegiatan Leadership Development Training and Outbond ini jadi terkesan sekedar rekreasi dan untuk kepentingan pribadi.
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Jembrana I Nengah Ledang saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kepala desa dan lurah mengikuti program tersebut.
Ia mengatakan, program yang diikuti 51 kepala desa dan lurah tersebut merupakan kerjasama Pemkab Jembrana dengan pihak ketiga.
Menurutnya, peserta mendapatkan pembekalan tentang strategi kepemimpinan, komunikasi publik dan cara penanganan masalah yang muncul di desa/kelurahan.
Ia membantah jika kepergian kepala desa/lurah tersebut menyebabkan gangguan pelayanan, karena masih ada sekretaris desa yang bisa mewakili dalam memberikan pelayanan.
Untuk biaya kegiatan ini, ia mengatakan, dianggarkan di masing-masing desa Rp2 juta, sementara untuk lurah dibiayai instansinya.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016