Nusa Dua (Antara Bali) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan kebudayaan menjadi hulu dan pondasi dari seluruh proses pembangunan yang berkelanjutan.
"Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan pendekatan kebudayaan dalam merancang agenda pembangunan dan evaluasi dalam pencapaian," katanya dalam World Culture Forum (WCF) II di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis.
Menurut dia, kebudayaan menjadi unsur sentral yang terkandung dalam konsep pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pemberdayaan yang krusial.
Hal tersebut sesuai dengan target WCF yang mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui budaya karena kebudayaan secara otomatis menjadi payung dari semua elemen kehidupan, namun terkadang terabaikan.
Dia mengungkapkan model pembangunan yang diterapkan sejauh ini tidak menerapkan budaya sebagai unsur utama sehingga menciptakan krisis berskala besar, diantaranya krisis pangan, energi, perubahan iklim dan perusakan lingkungan dan konflik sosial.
Untuk itu pengarus-utamaan kebudayaan di setiap lini pembangunan merupakan hal utama yang harus segera diwujudkan sehingga berperan menjadi pemersatu berbagai elemen kehidupan sehari-hari.
"Yang kita butuhkan adalah agenda pembangunan yang ditanamankan dalam pelaksanaan budaya di masyarakat," katanya.
Muhadjir mencontohkan Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali yang memberikan jeda dari hiruk pikuk dengan dihentikannya aktivitas manusia.
World Culture Forum II digelar di Nusa Dua pada 10-14 Oktober 2016 yang dihadiri oleh 1.307 perserta dari 63 negara di dunia.
Pembukaan WCF 2016 dihadiri oleh delapan menteri dan pejabat setingkat menteri dari Iran, Tuvalu, Timoe Leste, Singapura dan Malaysia.
Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri juga turut hadir yang sekaligus membuka forum internasional itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan pendekatan kebudayaan dalam merancang agenda pembangunan dan evaluasi dalam pencapaian," katanya dalam World Culture Forum (WCF) II di BNDCC Nusa Dua, Kabupaten Badung, Kamis.
Menurut dia, kebudayaan menjadi unsur sentral yang terkandung dalam konsep pembangunan berkelanjutan yang telah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai pemberdayaan yang krusial.
Hal tersebut sesuai dengan target WCF yang mewujudkan pembangunan berkelanjutan melalui budaya karena kebudayaan secara otomatis menjadi payung dari semua elemen kehidupan, namun terkadang terabaikan.
Dia mengungkapkan model pembangunan yang diterapkan sejauh ini tidak menerapkan budaya sebagai unsur utama sehingga menciptakan krisis berskala besar, diantaranya krisis pangan, energi, perubahan iklim dan perusakan lingkungan dan konflik sosial.
Untuk itu pengarus-utamaan kebudayaan di setiap lini pembangunan merupakan hal utama yang harus segera diwujudkan sehingga berperan menjadi pemersatu berbagai elemen kehidupan sehari-hari.
"Yang kita butuhkan adalah agenda pembangunan yang ditanamankan dalam pelaksanaan budaya di masyarakat," katanya.
Muhadjir mencontohkan Hari Raya Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali yang memberikan jeda dari hiruk pikuk dengan dihentikannya aktivitas manusia.
World Culture Forum II digelar di Nusa Dua pada 10-14 Oktober 2016 yang dihadiri oleh 1.307 perserta dari 63 negara di dunia.
Pembukaan WCF 2016 dihadiri oleh delapan menteri dan pejabat setingkat menteri dari Iran, Tuvalu, Timoe Leste, Singapura dan Malaysia.
Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputri juga turut hadir yang sekaligus membuka forum internasional itu. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016