Kuta (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melatih 100 guru sekolah dasar di Provinsi Bali terkait industri jasa keuangan yang nantinya dapat diajarkan kembali kepada pelajar kelas empat dan lima dan berbagi informasi kepada guru lainnya.

"Kami berharap dari setiap guru yang dilatih bisa menularkan kepada guru lain dan muridnya," kata Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK, Agus Sugiarto usai membuka pelatihan kepada 100 guru SD bertajuk "Training of Trainers (ToT) di Kuta, Kabupaten Badung, Rabu.

Para guru SD kelas empat dan lima tersebut merupakan tenaga pendidik dari Kabupaten Buleleng dan Badung yang mengikuti pelatihan selama dua hari.

Menurut dia, pelatihan tersebut merupakan program jangka panjang yang juga didukung dengan penyediaan buku yang berisi materi literasi keuangan.

Sejak tahun 2014, OJK telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta pelaku Industri Jasa Keuangan untuk menyusun buku mengenal OJK dan mengenal jasa keuangan untuk jenjang pendidikan formal tingkat SD kelas empat dan lima, SMP dan SMA.

Sepanjang tahun 2016, pihaknya telah menggelar pelatihan serupa kepada 100 orang guru SD di Kupang, NTT dan Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Sementara itu Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Zulmi dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa materi yang diberikan pada pelatihan itu menyangkut OJK, industri jasa keuangan serta pengelolaan keuangan,

Dalam pelatihan itu juga para guru juga diajak berlatih menggunakan alat peraga berupa papan permainan bernama "Sikapiuangmu" yang didalamnya juga terkandung materi seperti di dalam buku.

Metode yang menggabungkan belajar dan bermain itu dinilai cocok bagi pelajar usia dini untuk kelas empat dan lima sekolah dasar agar mudah memahami terkait literasi keuangan seperti memanfaatkan produk dan jasa keuangan.

"Kami harapkan semua masyarakat di Bali tidak terkecuali pelajar bisa melek keuangan. Kalau seandainya semua masyarakat paham, melek dan mengerti mengelola keuangan ini akan berdampak positif bagi otonomi Indonesia dan Bali," ucap Zulmi.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung, Ketut Widi Astika mengapresiasi pelatihan kepada para guru SD terkait literasi keuangan termasuk industri jasa keuangan.

Dia mengharapkan pelatihan itu bisa memberikan gambaran lebih lengkap untuk diajarkan kepada pelajar khususnya kelas empat dan lima SD meski selama ini literasi keuangan yang diajarkan baru sebatas gemar menabung.

"Harapannya apa yang diberikan kepada para guru terkait pemahaman mengelola keuangan ini, dapat ditularkan kepada siswa dan guru lain. Harapan kami juga (pelatihan) tidak berhenti di sini," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016