Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar meluncurkan program Gerakan Mandiri Pemantau Jentik (Gema Petik) untuk Kecamatan Denpasar Selatan.
Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Selasa mengatakan program gerakan mandiri pemantau jentik itu akan menjadi program yang berkelanjutan ke depannya.
Ia mengatakan gerakan tersebut dimulai dari Kelurahan Sesetan dan Banjar Lantang Bejuh terdapat 14 lingkungan dinas, sehingga diharapkan hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk mendeklarasikan kesemuanya sehingga betul-betul menjadi kawasan bebas jentik.
"Dengan cara itulah salah satunya kami bisa menekan demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar, jika semua melakukan dengan benar dan disiplin saya yakin angka berjangkitnya DBD bisa ditekan," ujarnya.
Selain itu DBD terjadi setelah dipelajari akibat faktor kepadatan penduduk serta kekumuhan tempat. Untuk itu, Wali Kota Rai Mantra mengingatkan para camat, lurah, dan perbekel (kepala desa), jika sudah ada faktor tersebut bisa mengkosentrasikan serta mendeklarasikan pemberantasan DBD.
Rai Mantra menambahkan, di setiap rumah mungkin sudah bisa diberikan pemahaman oleh setiap petugas jumantik dan puskesmas, dan pihaknya berharap kepada dinas kesehatan agar kegiatan ini bisa dilakukan di seluruh kecamatan.
"Perlu ada penyuluhan terhadap masyarakat mengenai penyakit DBD, serta cara mengatasinya dan kapan harus melaksanakan hal tersebut," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini mengatakan DBD merupakan salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), untuk itu perlu dilakukan berbagai kegiatan pencegahan dan pengendalian secara dini dan terus menerus.
Ia mengatakan berbagai upaya strategis dilakukan, seperti pembentukan jumantik di setiap banjar, melakukan pengasapan (fogging focus).
Pada tahun ini, kata dia, membuat terobosan baru berupa program Gema Petik, dimana satu rumah satu jumantik mandiri. Mereka bertugas melakukan pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di setiap lingkungan rumahnya masing-masing.
"Program Gema Petik ini kita mulai dari Banjar Lantang Bejuh dan selanjutnya akan dikembangkan ke seluruh kawasan Kota Denpasar termasuk di sekolah-sekolah membentuk jumantik cerdas. Apa yang kita lakukan kelihatannya sederhana, namun apabila dilakukan dengan baik hasilnya akan luar biasa," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Selasa mengatakan program gerakan mandiri pemantau jentik itu akan menjadi program yang berkelanjutan ke depannya.
Ia mengatakan gerakan tersebut dimulai dari Kelurahan Sesetan dan Banjar Lantang Bejuh terdapat 14 lingkungan dinas, sehingga diharapkan hanya membutuhkan waktu dua bulan untuk mendeklarasikan kesemuanya sehingga betul-betul menjadi kawasan bebas jentik.
"Dengan cara itulah salah satunya kami bisa menekan demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar, jika semua melakukan dengan benar dan disiplin saya yakin angka berjangkitnya DBD bisa ditekan," ujarnya.
Selain itu DBD terjadi setelah dipelajari akibat faktor kepadatan penduduk serta kekumuhan tempat. Untuk itu, Wali Kota Rai Mantra mengingatkan para camat, lurah, dan perbekel (kepala desa), jika sudah ada faktor tersebut bisa mengkosentrasikan serta mendeklarasikan pemberantasan DBD.
Rai Mantra menambahkan, di setiap rumah mungkin sudah bisa diberikan pemahaman oleh setiap petugas jumantik dan puskesmas, dan pihaknya berharap kepada dinas kesehatan agar kegiatan ini bisa dilakukan di seluruh kecamatan.
"Perlu ada penyuluhan terhadap masyarakat mengenai penyakit DBD, serta cara mengatasinya dan kapan harus melaksanakan hal tersebut," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr. Luh Putu Sri Armini mengatakan DBD merupakan salah satu penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian luar biasa (KLB), untuk itu perlu dilakukan berbagai kegiatan pencegahan dan pengendalian secara dini dan terus menerus.
Ia mengatakan berbagai upaya strategis dilakukan, seperti pembentukan jumantik di setiap banjar, melakukan pengasapan (fogging focus).
Pada tahun ini, kata dia, membuat terobosan baru berupa program Gema Petik, dimana satu rumah satu jumantik mandiri. Mereka bertugas melakukan pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk di setiap lingkungan rumahnya masing-masing.
"Program Gema Petik ini kita mulai dari Banjar Lantang Bejuh dan selanjutnya akan dikembangkan ke seluruh kawasan Kota Denpasar termasuk di sekolah-sekolah membentuk jumantik cerdas. Apa yang kita lakukan kelihatannya sederhana, namun apabila dilakukan dengan baik hasilnya akan luar biasa," katanya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016