Denpasar (Antara Bali) - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengenalkan uang elektronik "e-money" dengan desain baru yang memiliki ciri khas Bali dan unsur etnik Nusa Tenggara khusus untuk wilayah Bali, NTB dan NTT.

Senior Vice President Regional XI Bali dan Nusa Tenggara, Maswar Purnama di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa diterbitkannya kartu dengan desain unik itu diharapkan dapat menarik masyarakat di tiga provinsi tersebut untuk memanfaatkannya dan meningkatkan transaksi non-tunai.

"Kartu ini tidak hanya untuk di tol tetapi juga transaksi di SPBU dan Indomaret," katanya.

Kartu uang elektronik tersebut memiliki warna cerah dengan latar keindahan alam dan budaya Pulau Dewata seperti Pura Tanah Lot dan desain karikatur etnik budaya wilayah Bali Nusra.

Untuk wilayah Bali, pihaknya mencetak sekitar 10 ribu kartu dengan desain baru itu sebagai tahap pertama setelah peluncuran.

Sedangkan hingga September 2016 ini jumlah kartu "e-money" dengan desain lama sudah beredar mencapai 1.073.000 kartu di wilayah Bali dan Nusa Tenggara.

Bank pelat merah itu menargetkan hingga akhir tahun 2016 dengan hadirnya "e-money" desain baru, dapat menambah jumlah penggunaannya di masyarakat mencapai 500 ribu kartu dengan dana yang disiapkan untuk mencetak kartu tersebut mencapai sekitar Rp1 miliar.

Hadirnya uang elektronik dengan terobosan mengangkat budaya Bali itu mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan utamanya perbankan dan industri jasa serta Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Deputi Direktur Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Zulfan Nukman yang hadir kesempatan itu mengatakan program tersebut sejalan dengan bank sentral yang menggalakkan gerakan non-tunai di masyatakat.

"Di Bank Indonesia, biaya tertinggi adalah untuk mencetak uang kartal sehingga program ini jawaban bagi masyarakat dalam menggunakan uang elektronik," ucapnya.

Sementara itu, Kepala Bagian Perizinan OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Ambrosius Gerit Lalopoa menyatakan bahwa program itu sejalan dengan Strategi Nasional Keuangan Inklusi termasuk akses keuangan yang diharapkan sudah menyentuh 70 persen masyarakat dewasa tahun 2019.

"Peluncuran ini sejalan untuk meberikan kemudahan akses keuangan kepada masyarakat," imbuh Ambrosius.

Kedua lembaga tersebut juga sepakat agar sosialisasi lebih intensif dilakukan terkait keberadaan uang tunai yang memberikan kemudahan, efisien dan praktis dalam bertransaksi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016