Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan pemerintah kabupaten/kota tidak menjiplak atau menyalin program yang akan ditampilkan pada Pesta Kesenian Bali 2017, dari kegiatan yang sudah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya.
"Kami ingin mengubah sistem `copy paste` yang biasa dilakukan kabupaten/kota dengan perencanaan materi kegiatan yang disesuaikan dengan sub tema tahunan dan tema lima tahunan yang sudah ditetapkan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha saat menggelar rapat awal persiapan PKB 2017, di Denpasar, Rabu.
Pihaknya ingin membuat ajang tahunan PKB yang sudah digelar untuk ke-38 kalinya itu menjadi lebih inovatif dan kreatif. Seperti halnya untuk PKB 2017, sudah ditetapkan mengambil tema "Ulundanu, Melestarikan Air Sumber Kehidupan".
"Konsep yang kami berikan ini diharapkan nanti di kabupaten dibahas lagi dengan seniman dan budayawan, apakah memang betul potensi kabupaten dari segi materi yang kami rancang karena mungkin saja mereka mempunyai potensi kesenian yang belum pernah ditampilkan dalam PKB sebelumnya," ujarnya.
Dewa Beratha menambahkan pihaknya sengaja melaksanakan rapat persiapan PKB 2017 lebih awal supaya kabupaten/kota bisa menyiapkan tidak saja dari materi kesenian yang ditampilkan, tetapi juga dari segi penganggaran.
"Kami harapkan Dinas Kebudayaan kabupaten/kota agar segera mengumpulkan sekaa atau sanggar seni yang akan mengisi kegiatan PKB, ataupun Bali Mandara Mahalango dan Bali Mandara Nawanatya paling lambat Desember 2016. Sehingga mulai awal 2017 bisa kami sosialisasikan," ujarnya.
Tetapi kalau sanggar yang diusulkan itu baru diusulkan awal 2017, maka nantinya akan menjadi daftar tunggu untuk tiga kegiatan seni budaya pada tahun berikutnya.
Dewa Beratha juga merencanakan dalam Pawai Pembukaan PKB 2017 tidak lagi menampilkan fragmentari, tetapi menampilkan tradisi khas kabupaten/kota dalam bentuk atraksi.
"Kami ingin menggali dan melestarikan tradisi di semua kabupaten/kota karena mungkin saja banyak masyarakat yang belum paham tradisi khas masing-masing daerah," ucapnya.
Dia mencontohkan tradisi khas di kabupaten/kota seperti dari Kota Denpasar berupa Med-Medan, dari Kabupaten Badung ada Siat Tipat, dari Karangasem ada Genjek massal dan sebagainya.
Dalam rapat tersebut dihadiri perwakilan Dinas Kebudayaan kabupaten/kota dan sejumlah seniman serta budayawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami ingin mengubah sistem `copy paste` yang biasa dilakukan kabupaten/kota dengan perencanaan materi kegiatan yang disesuaikan dengan sub tema tahunan dan tema lima tahunan yang sudah ditetapkan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha saat menggelar rapat awal persiapan PKB 2017, di Denpasar, Rabu.
Pihaknya ingin membuat ajang tahunan PKB yang sudah digelar untuk ke-38 kalinya itu menjadi lebih inovatif dan kreatif. Seperti halnya untuk PKB 2017, sudah ditetapkan mengambil tema "Ulundanu, Melestarikan Air Sumber Kehidupan".
"Konsep yang kami berikan ini diharapkan nanti di kabupaten dibahas lagi dengan seniman dan budayawan, apakah memang betul potensi kabupaten dari segi materi yang kami rancang karena mungkin saja mereka mempunyai potensi kesenian yang belum pernah ditampilkan dalam PKB sebelumnya," ujarnya.
Dewa Beratha menambahkan pihaknya sengaja melaksanakan rapat persiapan PKB 2017 lebih awal supaya kabupaten/kota bisa menyiapkan tidak saja dari materi kesenian yang ditampilkan, tetapi juga dari segi penganggaran.
"Kami harapkan Dinas Kebudayaan kabupaten/kota agar segera mengumpulkan sekaa atau sanggar seni yang akan mengisi kegiatan PKB, ataupun Bali Mandara Mahalango dan Bali Mandara Nawanatya paling lambat Desember 2016. Sehingga mulai awal 2017 bisa kami sosialisasikan," ujarnya.
Tetapi kalau sanggar yang diusulkan itu baru diusulkan awal 2017, maka nantinya akan menjadi daftar tunggu untuk tiga kegiatan seni budaya pada tahun berikutnya.
Dewa Beratha juga merencanakan dalam Pawai Pembukaan PKB 2017 tidak lagi menampilkan fragmentari, tetapi menampilkan tradisi khas kabupaten/kota dalam bentuk atraksi.
"Kami ingin menggali dan melestarikan tradisi di semua kabupaten/kota karena mungkin saja banyak masyarakat yang belum paham tradisi khas masing-masing daerah," ucapnya.
Dia mencontohkan tradisi khas di kabupaten/kota seperti dari Kota Denpasar berupa Med-Medan, dari Kabupaten Badung ada Siat Tipat, dari Karangasem ada Genjek massal dan sebagainya.
Dalam rapat tersebut dihadiri perwakilan Dinas Kebudayaan kabupaten/kota dan sejumlah seniman serta budayawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016