Denpasar (Antara Bali) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset 138 bank perkreditan rakyat di Bali hingga Juli 2016 melonjak 18,7 persen dari Rp10,2 triliun menjadi Rp12,2 triliun.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara, Nasirwan di Denpasar, Senin, menjelaskan bahwa indikator tersebut menunjukkan bahwa industri perbankan terutama BPR di Pulau Dewata semakin berkembang dan keberadaan lembaga keuangan itu semakin dibutuhkan masyarakat.

Selain aset, OJK juga mencatat kinerja positif BPR untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang juga melonjak sebesar 23,6 persen dari Rp6,27 triliun pada Juli 2015 menjadi Rp7,76 triliun pada Juli 2016.

Sedangkan penyaluran kredit juga menunjukkan kondisi yang baik yakni tumbuh 11 persen dari Rp7,77 triliun menjadi Rp8,63 triliun.

Nasirwan mengharapkan meski kinerja keuangan BPR di Bali menunjukkan hal yang positif, BPR tetap meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta memberikan produk yang dibutuhkan masyarakat dengan tetap mengacu kepada ketentuan yang berlaku.

Dengan semakin kompleksnya produk dan aktivitas BPR, semakin meningkat juga risiko yang dihadapi lembaga jasa keuangan itu sehingga harus diimbangi dengan peningkatan kompetensi pengurus dalam mengelola BPR dan penerapan manajemen risiko secara memadai.

Untuk itu OJK menggiatkan sosialisasi peraturan tentang penerapan manajemen risiko bagi BPR dengan mempertimbangkan BPR yang berukuran kecil dan besar sesuai dengan ukuran dan kompleksitas yang lebih tinggi. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016