Denpasar (Antara Bali) - Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia di Ketewel, Kabupaten Gianyar, menggelar sebuah obituari untuk mengenang dan memberi penghormatan atas capaian seniman Tedja Suminar.

"Kegiatan tersebut dilakukan bertepatan dengan 90 hari berpulangnya pelukis lintas zaman Tedja Sumina yang dimaknai dengan sejumlah rangkaian acara yang dilaksanakan Kamis petang (22/9)," kata penata acara tersebut Putu Aryastawa di Denpasar, Rabu.

Kegiatan tersebut, antara lain, pemutaran kompilasi film dokumenter tentang perjalanan, renungan hidup, serta semangat berkesenian Tedja Suminar yang tutup usia pada tanggal 24 Juni 2016 di Surabaya dalam usia 80 tahun.

Film-film tersebut, antara lain, dokumenter sewaktu Tedja Suminar melukis di Klenteng Boen Bio, Surabaya, perayaan HUT ke-80, serta dokumenter produksi Rumah Dokumen tentang pameran tunggal Melodi Garis Tedja yang sempat digelar di Bentara Budaya Bali pada tahun 2012.

Tedja Suminar merupakan pelukis kelahiran Ngawi yang lama bermukim di Bali. Dia banyak membuat sketsa perihal tempat dan peristiwa di berbagai kota di Tanah Air ataupun di luar negeri, termasuk seri Bali.

Karya-karya sket dan potret dirinya terbukti telah melampaui kemolekan rupa untuk sampai pada keindahan yang tidak lagi kasatmata.

Tedja Suminar mengawali karier seni lukisnya dengan belajar di Akademi Kesenian Surakarta (1959). Secara khusus dia juga belajar seni lukis pada maestro Abas Alibasyah. Pada tahun 1990, berkeliling ke museum-museum di Eropa.

Beberapa kali berpameran tunggal maupun bersama di dalam negeri maupun mancanegara. Pada malam obituari ini akan tampil pula pertunjukan Kecak Rina.

Rina adalah penari kelahiran Desa Teges Kanginan, Ubud, sedari kanak-kanak telah bersentuhan dengan maestro tari Sardono W. Kusumo, serta melanglang buana ke berbagai festival seni dunia melalui lakon Dongeng dari Dirah, sebuah kreasi kecak yang tidak lazim dan dipandang menodai ragam kecak umumnya.

Tedja Suminar dikenal memiliki kedekatan tersendiri dan bersahabat erat dengan Rina. Kepiawaiannya menggores garis atau meluluhkan keindahan dalam sebentuk komposisi merangkum pula berbagai peristiwa pertemuan dan persahabatan, baik dengan orang biasa maupun tokoh-tokoh seniman serta budayawan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016