Denpasar (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali melakukan pelatihan diversifikasi rancang bangun (desain) kerajinan perak yang melibatkan perajin di pusat sentra pengembangan unit usaha tersebut Desa Celuk, Kabupaten Gianyar.
"Upaya tersebut juga disertai dengan bimbingan teknis kewirausahaan sehingga produk yang dihasilkan perajin mampu memenangkan persaingan di pasaran ekspor," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, berbagai upaya dan terobosan dilakukan, karena kerajinan perak, salah satu komoditas andalan Bali, belakangan ini kalah bersaing di pasaran dunia dengan produk serupa dari Thailand.
"Melalui latihan diversifikasi desain dan bimbingan teknis diharapkan mampu meningkatkan daya saing kerajinan perak di pasaran ekspor," ujar Made Suastika.
Ia menjelaskan, ekspor kerajinan perak dari Bali sebesar 10,889 juta dolar AS selama semester I-2016, merosot hingga 28,92 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 15,320 juta dolar AS.
Demikian pula dari segi volume berkurang 26,20 persen dari 2,975 juta unit pada semester I-2015 menjadi hanya 2,195 juta unit pada semester I-2016.
Ekspor kerajinan perak tersebut mampu memberikan andil 3,75 persen dari total ekspor Bali sebesar 290,585 juta dolar AS pada semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 239,832 juta dolar AS.
Made Suastika menambahkan, aneka jenis kerajinan perak termasuk permata itu paling banyak diserap oleh pasaran Amerika Serikat sebesar 31,90 persen, menyusul Amerika Serikat 25,84 persen, Hongkong 8,80 persen, Jerman 4,82 persen, Belanda 5,58 persen, Australia 1,92 persen, Perancis 0,21 persen dan 21,43 persn sisanya ke berbagai negara di belahan dunia.
Aksesoris berbahan baku perak dikombinasikan dengan emas, kulit yang diproduksi perajin berupa berbagai bentuk kalung, gelang maupun jenis bunga cempaka, burung, kupu-kupu yang disesuaikan dengan selera anak-anak muda zaman sekarang.
Wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali hingga kini masih memiliki kesan belum terasa ke Bali jika belum sepat ke Celuk, Sukawati, pusat kerajinan perak untuk mendapatklan cinderamata sesuai yang diinginkan.
Oleh sebab itu pemasaran lokal di Bali, terutama dari wisatawan dalam dan luar negeri juga memiliki peran yang sangat besar, ujar Made Suastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Upaya tersebut juga disertai dengan bimbingan teknis kewirausahaan sehingga produk yang dihasilkan perajin mampu memenangkan persaingan di pasaran ekspor," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali Made Suastika di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, berbagai upaya dan terobosan dilakukan, karena kerajinan perak, salah satu komoditas andalan Bali, belakangan ini kalah bersaing di pasaran dunia dengan produk serupa dari Thailand.
"Melalui latihan diversifikasi desain dan bimbingan teknis diharapkan mampu meningkatkan daya saing kerajinan perak di pasaran ekspor," ujar Made Suastika.
Ia menjelaskan, ekspor kerajinan perak dari Bali sebesar 10,889 juta dolar AS selama semester I-2016, merosot hingga 28,92 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 15,320 juta dolar AS.
Demikian pula dari segi volume berkurang 26,20 persen dari 2,975 juta unit pada semester I-2015 menjadi hanya 2,195 juta unit pada semester I-2016.
Ekspor kerajinan perak tersebut mampu memberikan andil 3,75 persen dari total ekspor Bali sebesar 290,585 juta dolar AS pada semester I-2016, meningkat 21,16 persen dibanding semester yang sama tahun sebelumnya tercatat 239,832 juta dolar AS.
Made Suastika menambahkan, aneka jenis kerajinan perak termasuk permata itu paling banyak diserap oleh pasaran Amerika Serikat sebesar 31,90 persen, menyusul Amerika Serikat 25,84 persen, Hongkong 8,80 persen, Jerman 4,82 persen, Belanda 5,58 persen, Australia 1,92 persen, Perancis 0,21 persen dan 21,43 persn sisanya ke berbagai negara di belahan dunia.
Aksesoris berbahan baku perak dikombinasikan dengan emas, kulit yang diproduksi perajin berupa berbagai bentuk kalung, gelang maupun jenis bunga cempaka, burung, kupu-kupu yang disesuaikan dengan selera anak-anak muda zaman sekarang.
Wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali hingga kini masih memiliki kesan belum terasa ke Bali jika belum sepat ke Celuk, Sukawati, pusat kerajinan perak untuk mendapatklan cinderamata sesuai yang diinginkan.
Oleh sebab itu pemasaran lokal di Bali, terutama dari wisatawan dalam dan luar negeri juga memiliki peran yang sangat besar, ujar Made Suastika. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016