PBB (Antara Bali/Xinhua) - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan Kamis bahwa harga makanan pokok naik hampir tujuh persen pada Agustus dari periode yang sama tahun lalu, seorang juru bicara PBB mengatakan.
Indeks Harga Pangan FAO mengatakan bahwa lonjakan terjadi sekalipun harga biji-bijian jatuh dan produksi sereal global diperkirakan akan meningkat, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah jumpa pers.
Rata-rata Indeks Harga Pangan FAO mencapai 165,6 poin pada Agustus, naik 1,9 persen dari Juli dan meningkat hampir tujuh persen dari setahun sebelumnya. Lonjakan bulanan sebagian besar didorong oleh kutipan keju dan minyak sawit, sedangkan untuk gandum, jagung dan beras semuanya turun.
FAO mengangkat jauh perkiraan produksi sereal dunia untuk 2016 menjadi 2.566 juta ton, naik 22 juta ton dari proyeksi Juli. Pasokan dan permintaan sereal, juga dirilis FAO pada Kamis, mengaitkan kenaikan tersebut terutama untuk mengantisipasi rekor panen gandum dunia tahun ini dan revisi naik besar untuk tanaman jagung tahun ini di Amerika Serikat.
Ekspektasi peningkatan dalam produksi biji-bijian diperkirakan meningkatkan persediaan dan mendongkrak rasio stok terhadap penggunaan global menjadi 25,3 persen, sebuah situasi (pasokan dan permintaan "yang lebih nyaman dari yang diperkirakan pada awal musim," kata FAO.
Indeks Harga Pangan FAO merupakan ukuran perubahan bulanan pada harga-harga internasional sekeranjang komoditas pangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Indeks Harga Pangan FAO mengatakan bahwa lonjakan terjadi sekalipun harga biji-bijian jatuh dan produksi sereal global diperkirakan akan meningkat, juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan dalam sebuah jumpa pers.
Rata-rata Indeks Harga Pangan FAO mencapai 165,6 poin pada Agustus, naik 1,9 persen dari Juli dan meningkat hampir tujuh persen dari setahun sebelumnya. Lonjakan bulanan sebagian besar didorong oleh kutipan keju dan minyak sawit, sedangkan untuk gandum, jagung dan beras semuanya turun.
FAO mengangkat jauh perkiraan produksi sereal dunia untuk 2016 menjadi 2.566 juta ton, naik 22 juta ton dari proyeksi Juli. Pasokan dan permintaan sereal, juga dirilis FAO pada Kamis, mengaitkan kenaikan tersebut terutama untuk mengantisipasi rekor panen gandum dunia tahun ini dan revisi naik besar untuk tanaman jagung tahun ini di Amerika Serikat.
Ekspektasi peningkatan dalam produksi biji-bijian diperkirakan meningkatkan persediaan dan mendongkrak rasio stok terhadap penggunaan global menjadi 25,3 persen, sebuah situasi (pasokan dan permintaan "yang lebih nyaman dari yang diperkirakan pada awal musim," kata FAO.
Indeks Harga Pangan FAO merupakan ukuran perubahan bulanan pada harga-harga internasional sekeranjang komoditas pangan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016